JavaScript is required to view this page. 10/01/2011 - 11/01/2011

Jumat, 28 Oktober 2011

Setiap Kecamatan Dapat Jatah 2 Ekor Hewan Kurban

RANTAU, – Pemerintah Kabupaten Tapin dalam rangka turut serta memeriahkan Hari Raya idhul Adha 2011 tengah menyediakan sekitar 42 ekor hewan kurban untuk keperluan beberapa instansi seperti kecamatan dan masyarakat.

“Ada 42 ekor hewan kurban yang telah disiapkan Pemerintah Daerah diantaranya untuk seluruh kecamatan di Tapin, TP-PKK Tapin, Pondok Pesantren, dan Majelis Taklim, “kata Kepala Bagian Kesra Sekretariat Daerah Tapin, H.Syarkawie Amberi, Selasa (25/10) kemarin diruang kerjanya.

Rencananya ke-42 hewan kurban tersebut di berikan kepada 12 kecamatan di Tapin. “Setiap kecamatan masing-masing mendapatkan 2 ekor hewan kurban, direncanakan pihak kecamatan menyerahkan ke panitia pemotongan hewan kurban di wilayah kecamatannya. Jumlah seluruhnya 24 ekor hewan kurban untuk kecamatan. Selebihnya akan diserahkan ke beberapa majelis taklim dan pondok pesantren yang ada di kabupaten Tapin, “katanya.
Menjelang hari raya Idhul Adha 2011, kebutuhan hewan kurban tentunya meningkat di tengah masyarakat. Lantas bagaimana stok hewan kurban di Kabupaten Tapin menjelang hari raya kurban.

Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Tapin, Ir.Bastian MAP memastikan stok hewan kurban jenis sapi maupun kambing di Kabupaten Tapin menjelang hari raya idhul adha dinilai masih mencukupi. Persediaan hewan kurban yang telah disiapkan untuk hari raya idhul adha ada sekitar 300 ekor sapi yang dipastikan bebas penyakit.
“Jangan kuatir untuk stok sapi dan kambing untuk warga Tapin menjelang hari raya idhul adha kita sudah siapkan, bahkan stok hewan kurban dinilai mampu mencukupi kebutuhan hewan kurban bagi masyarakat Tapin bahkan pihaknya juga menyanggupi kebutuhan hewan kurban bagi perusahaan di daerah ini, “katanya.

“Selain itu kita juga selalu fokus terhadap kualitas hewan kurban yang ada sebanyak 300 ekor itu.dan untuk memastikan hewan kurban bebas penyakit, kita juga dibantu oleh dokter hewan yang didampingi 7 orang petugas teknis yang selalu memantau kondisi kesehatan hewan kurban di Tapin, “katanya.

Dikatakannya untuk sapi yang siap dijadikan hewan kurban, usianya harus mencapai 1 hingga 2 tahun dan tidak cacat. Untuk hewan kurban di Tapin ada 2 jenis sapi, yakni sapi Bali dan sapi putih atau jenis peranakan ungule. Jadi untuk kebutuhan hewan kurban tidak perlu mendatangkan sapi dari luar daerah, karena pasokan sapi masih cukup. (Rull)

Pagar Rumah Sakit Datu Sanggul Mulai dikerjakan

RANTAU, – Tahun 2011 ini, Pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum melanjutkan kembali pengerjaan pembangunan RSUD.Datu Sanggul Rantau. Diantaranya pengerjaan pagar dan drainase rumah sakit yang dianggarkan dana senilai Rp.2.250.000.000 dengan target penyelesaian di tahun 2012 nanti.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas PU Tapin, Ir.GT.Noorzaman melalui Kepala Bagian Cipta Karya, Edy Priyatno, Selasa (25/10) kemarin diruang kerjanya.

Sebagaimana terlihat mulai Selasa (25/10) pagi kemarin, kontraktor pelaksana mulai terlihat bekerja berpacu dengan waktu. Pertama yang dikerjakan mereka adalah membongkar pagar halaman rumah sakit yang dulu dan masih berdiri dan mulai memberesi untuk membangun fondasi pagar.

“Tahun 2011 ini kita kerjakan fondasinya lebih dahulu. Rencananya dengan anggaran dana tersebut kita bangun pagar sekeliling di rumah sakit tersebut, “katanya. (Rull)

Senin, 03 Oktober 2011

Musim Kemarau Produksi Karet Menipis

RANTAU, Setelah mengalami anjloknya harga karet beberapa waktu lalu, kini petani karet rakyat di Tapin menghadapi kondisi cuaca di musim kemarau. Musim kemarau dikeluhkan petani karet di Desa Kariaman, Kecamatan Piani, karena getah karet juga ikut mengering. “Musim kemarau, getah karet yang disadap ada sebagian batang yang tidak menetes sama sekali ke mangkok tadah, “kata H.Suni, petani karet di Kariaman.

Bahkan sebagian petani karet, pada musim kemarau seperti ini sengaja tak menyadap karetnya karena dikuatirkan kualitas karetnya justru semakin buruk. “Untuk itu dibiarkan saja pohon karetnya tak disadap selama musim kemarau ini, “katanya kemarin.

Sementara terkait kondisi demikian, Ir.Sufian Noor, Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Tapin mengakui pada musim kemarau seperti ini getah karet tidak memproduksi sesuai dengan yang diharapkan petani. “Biasanya pada musim kemarau, produksi getah karet menurun dan ini tentunya sangat berdampak pada petani rakyat, “katanya, Jum’at (30/9) kemarin.

Sementara, lanjut Sufian, bagi perusahaan karet pada musim seperti ini dikatakannya tak bermasalah bagi mereka. Hal itu karena perkebunan karet mereka terawat dengan baik. Alasannya, karena pihak perusahaan sebelum memasuki musim kemarau, pohon karet mereka itu di beri pupuk dengan baik sehingga musim tak mempengaruhi produksi mereka.

Nah bagi petani karet rakyat, di jelaskan Sufian, ini mesti diperhatikan. “Dalam menyingkapi persoalan pada musim kemarau ini, dimana produksi getah karet menipis itu biasanya sebelum memasuki musim kemarau pohon karet diberi pupuk kandang yang banyak. Hal itu agar pohon karet milik petani rakyat tetap dapat memproduksi kendati di musim kemarau seperti saat ini, “katanya.

Pupuk kandang dapat diperoleh dan dibuat sendiri, dijelaskannya, bahannya sendiri berasal dari kotoran hewan ternak seperti kotoran sapi, ayam, kelalawar, dan lain sebagainya. Atau menggunakan pupuk organik dimana pupuk yang berasal dari bahan organik berupa pupuk kandang, jerami sisa panen, limbah ternak, dan lain sebagainya. Demikian Sufian. (Rull)