JavaScript is required to view this page. 2 Jun 2011

Kamis, 02 Juni 2011

1 Ton Ikan dari Bakarangan Setiap Harinya

RANTAU, ~ Salah satu potensi besar yang dimiliki Kabupaten Tapin adalah potensi disektor perikanan yang banyak terdapat di daerah ini. Potensi perikanan salah satunya dikembangkan di desa Masta kecamatan Bakarangan. Sungai Tapin di desa Masta di manfaatkan untuk budidaya keramba ikan oleh warga Tapin.

Camat Bakarangan, Tajudin Noor mengatakan, “Potensi yang ada di kecamatannya adalah potensi di sektor perikanan yang banyak terdapat di Desa Masta. Dalam seharinya ikan yang keluar dari kecamatan Bakarangan untuk dikonsumsi warga Tapin itu ada sekitar 1 ton, “katanya.

Sekitar 400 lebih keramba apung ikan yang dikelola warga desa setempat maupun warga lainnya. Dimana berbagai jenis ikan dibudayakan dari mulai ikan nila dan ikan mas.
Desa Masta, Kecamatan Bakarangan dikenal sebagai sentra perikanan di Tapin. Di desa ini, warga mengembangkan budidaya ikan di sepanjang Sungai Masta. Saat ini saja terdapat sekitar 400 buah karamba milik petani ikan. Selain karamba dari kayu ulin juga dikembangkan karamba jaring apung.

Sementara Hafidz, salah seorang petani ikan kepada wartawan di Desa Masta mengatakan. ”Di sepanjang Sungai Masta ini terdapat sekitar 400 karamba milik petani ikan. Diantaranya ada 150 karamba kayu ulin dan 55 karamba jaring ikan. Seluruh petani ikan yang ada di desa ini tergabung dalam 2 kelompok, yakni Kelompok Masta Membangun dan Harapan Maju, ”katanya.

”Untuk satu karamba dengan jaring apung berukuran 3 meter dikali 6 meter kami bisa menebar bibit ikan sebanyak 6.000 ekor, sedangkan dengan ukuran karamba 2 dikali 3 meter hanya ditebar sebanyak 1.500 ekor ikan. Di Desa Masta ini yang dikembangkan adalah ikan nila, ikan mas, dan patin,” terang Hafidz.

Saat ini kata Hafidz, petani yang ada di desa ini membudidayakan ikan nila dan ikan patin. ”Kenapa ikan nila yang kami pilih, karena ikan nila lebih tahan terhadap serangan penyakit, harga jualnya pun lebih tinggi dibandingkan ikan mas. Kalau ikan mas harganya Rp17.500 perkilo, sedangkan ikan nila dijual seharga Rp20ribu perkilonya yang berisi 3 sampai 4 ekor ikan. Tapi kalau sudah di jual di Pasar Rantau harganya mencapai Rp25 ribu perkilonya,” kata Hafidz.

Untuk nila kata Hafidz, bisa dipelihara selama 4 sampai 6 bulan saja sudah bisa dipanen. Untuk seekor bibit nila harganya Rp300 perekornya.

Untuk pemasaran, Hafidz mengaku masih menjualnya di Kota Rantau saja. ”Untuk Kota Rantau saja sebenarnya masih kurang. Kami hanya mampu menyuplai kebutuhan ikan nila, mas, dan patin selama 6 bulan saja, yakni November hingga Mei. Untuk bulan Juni hingga seterusnya kami tidak meyuplai ikan karena air sungai yang surut sehingga kami tidak bisa memelihara ikan di sungai, ”pungkas Hafidz. (Rull)