JavaScript is required to view this page. 15 Okt 2010

Jumat, 15 Oktober 2010

Pelajar MAN 1 Rantau Gelar Aksi Perduli Wasior



RANTAU, Aksi Pelajar MAN 1 Rantau ini patut diacungi jempol. Pasalnya, merekalah yang pertama menggelar aksi solideritas korban bencana Wasior dengan mengumpulkan uang sumbangan warga dibeberapa titik lokasi di Tapin. Pelajar tersebut menunggu kebaikan hati pengendara kendaraan yang melintas jalan Brigjen H.Hasan Basri Kamis (14/10) pagi kemarin, bertempat di depan sekolahnya. Puluhan pelajar MAN 1 Rantau bersama-sama mengumpulkan uang dari warga Tapin dengan menggunakan kardus dan pengeras suara. Mereka nampak perduli dan prihatin atas musibah yang dialami teman, saudara sebangsa dan setanah air yang terkena musibah banjir bah di Teluk Wondama Kabupaten Wasior Provinsi Papua Barat.

Aksi ini dipelopori oleh pelajar yang tergabung dalam OSIS di MAN 1 Rantau. Kepala Sekolah MAN 1 Rantau, Hilal Najmi menyatakan, “Sebagaimana diketahui saat ini jumlah korban banjir bah di Wasior telah mencapai 1000 orang lebih, termasuk yang luka-luka maupun yang meninggal. Bencana banjir tersebut juga mengakibatkan rusaknya sejumlah infrastruktur di daerah itu, seperti tempat ibadah, sekolah-sekolah, dan rumah penduduk. Karena itulah, siswa OSIS di MAN 1 Rantau terdorong berinisiatif untuk melaksanakan penggalangan dana. Awalnya melaksanakan penggalangan dana di lingkungan sekolahnya sendiri hingga dilanjutkan kepada warga Tapin, “katanya.

Rencananya penggalangan dana ini berlangsung selama 4 hari dibeberapa titik lokasi. Lanjut Hilal, pertama kita melaksanakan kamis kemarin dimuka sekolah MAN 1 Rantau, dilanjutkan keesokan harinya di Bundaran Dulang Rantau, dan Perempatan BRI depan kediaman Bupati Tapin, dan di muka kantor DPRD dan kantor Bupati Tapin pada senin lusa besok. “Pada hari senin, kita akan menggalang dana kepada pejabat di daerah seusai mereka melaksanakan apel peningkatanan disiplin, dan kembali ke depan sekolahnya, “katanya.

Sambung Hilal, “Aksi ini sekaligus mendidik siswa kita untuk memiliki kepekaan terhadap kehidupan sosial. Adapun hasil sumbangan yang dikumpulkan nanti kita akan salurkan kepada para korban banjir bah di Wasior melalui agen-agen penyalur dana korban wasior, atau bisa juga melalui media informasi yang menayangkan nomor rekening, “katanya.

Adapun perolehan dana perduli wasior yang berhasil dikumpulkan dihari pertama kemarin, perolehan dari guru dan siswa MAN 1 Rantau Rp.341.600,- ,dan dari masyarakat Tapin Rp.1.191.700,-. Jadi total keseluruhan mencapai Rp.1.533.300,-, demikian Hilal Najmi.(Rull)

Lemahnya Sistem Drainase Cangkering

RANTAU, Warga Cankering Rantau mengeluhkan sistem drainase yang ada di kawasan lingkungan mereka. Pasalnya, akibat lemahnya sistem drainase yang ada di Cangkering, ketika hujan turun air meluap naik kepermukaan dan keluar di sela-sela penutup drainase hingga menggenangi permukiman penduduk sekitar dan tempat ibadah.

Azidin warga Cangkering mengatakan, gejala meluapnya air dari drainase terlihat ketika musim penghujan. Gumpalan air keluar dari sela-sela penutup drainase, hingga membanjiri ruas jalan dan permukiman penduduk tepat dimuka sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tapin. Hal ini lantaran sistem drainase yang sempit tertutup dan lemah.

Sistem drainase yang lemah, kata Azidin seraya menilai bahwa drainase yang tertutup ternyata menyumbat sampah. “Sehingga ketika hujan deras sampah-sampah yang ada didalam drainase tersebut turut larut dan terapung diatas air bersama air hujan, hingga menyebabkan mampet. Akibatnya air meluap naik kesela-sela lubang penutup drainase tersebut, “katanya.

Meluapnya air dari drainase ini kerap terjadi, kata Azidin, terutama disaat hujan deras. Untuk itu Pemerintah Daerah diminta untuk dapat melakukan pengerukan.

Sementara terkait hal itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tapin membenarkan kondisi lemahnya sistem drainase dikawasan tersebut. Bahkan Senin (11/10) kemarin Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Ir.Gt.Noorzaman, bersama Sekretaris PU, H.Masyraniansyah meninjau kawasan tersebut.

Lemahnya sistem drainase di Cangkering bakal dibenahi oleh Dinas Pekerjaan Umum. “Pembenahan sistem drainase itu secepatnya akan dilakukan dengan dana anggaran tak terguga dari APBD post bencana, karena kondisinya masuk kategori bencana, “pungkasnya singkat. (Rull)