JavaScript is required to view this page. 01/01/2011 - 02/01/2011

Senin, 31 Januari 2011

Prajurit TNI Renang Militer Ikut UKP



RANTAU, Berbekal kolor dan tubuh yang mantap, anggota TNI renang militer dalam rangka usul kenaikan pangkat (UKP) di kolam renang Datu Diang Bulan Bypas Rantau, pada Kamis (27/01) kemarin.

Dandim 1010 Rantau Kolonel Inf Joko Suparyoto bersama personil TNI AD di Jajaran Kodim 1010 Rantau melaksanakan renang militer yang dilaksanakan dalam rangka menjaga ketahanan fisik sekaligus mengasah keterampilan militer sebagai kemampuan dasar yang harus dimiliki anak buahnya.

“Renang militer yang dilaksanakan kemarin pagi ini dalam rangka menjaga ketahanan fisik prajurit TNI dan mengasah kemampuan dasar di setiap medan terutama air. Mengingat kawasan daerah ini banyak sekali perairan yang luas sehingga perlu dilaksanakan. Dijelaskan, Dandim, setiap prajurit TNI itu harus memiliki kemampuan dasar seperti menembak, bela diri, renang, dan menguasai medan atau kawasan, “katanya.

“Mereka mengisi kegiatan dalam minggu militer yang dilaksanakan seperti renang, jasmani kesamaptaan, lari, dan push up, “katanya.
Pada renang militer yang dilaksanakan kita mulai dengan apel (pengecekan), disusul kemudian pemanasan, dan senam. Selanjutnya renang khusus dengan gaya dada dengan jarak 50 meter standar kolam renang di Datu Diang Bulan. Terlebih saat ini prajurit yang mengikuti renang militer terbagi dua gelombang yang diikuti oleh 100 personil. Secara bergantian prajurit kita bergantian ikuti renang militer ini dengan dibagi dua gelombang, ”jadi disaat kita renang, ada anggota kita yang menjaga posko di kantor, “katanya.

Ditambahkan Kordinator Umum Pasi OPS, Kapten Inf. Khairul Bahri, Renang militer yang dilaksanakan sekaligus seleksi bagi prajurit yang akan di UKP (Usul Kenaikan Pangkat) menyusul setelah kita mendapatkan telegram dari atasan untuk menggelar seleksi UKP disetiap jenjang pendidikan. Salah satunya adalah renang militer yang sedang kita laksanakan dan menjadi program minggu militer bagi prajurit TNI di Tapin. “Para prajurit yang yang ikut UKP ini syaratnya adalah harus lulus renang militer ini dengan jarak 50 meter berdurasi minimal 1 menit 40 detik, “katanya.
Selain renang, ada point-point tersendiri seperti lari 12 menit, push up 1 menit, shutle run, full up, shit up. Jika prajurit ini lulus dalam seleksi ini mereka akan diseleksi kembali keatasan dalam UKP ini. UKP ini dilaksanakan dalam 1 tahun 2 kali, yakni 6 bulan sekali. Untuk kegiatan lari, kita melaksanakannya di lapangan 17 Mei Dwidharma Rantau. Syarat lari, para prajurit yang ikut UKP harus lari dengan jarak minimal 3.500 meter. Demikian Kapten Inf.Khairul Bahri. (Rull)

KUD Ikhlash Membangun Gelar RAT Tahun 2010

RANTAU, KUD Ikhlash Membangun menggelar Rapat Anggota Tahunan tahun buku 2010 pada Kamis (27/01) kemarin di Perintis Raya Rantau. Acara dihadiri oleh Kepala Bidang Koperasi dan UKM pada Dinas Perdagangan Industri Koperasi dan UKM Tapin, Sekretaris Desa Perintis Raya, Ketua Koperasi KUD Ikhlash Membangun dan seluruh anggota koperasi.

Laporan pengurus KUD Ikhlash Membangun menyampaikan laporan pertanggung jawaban dalam rapat anggota tahunan (RAT) tahun buku 2010 sekaligus menyampaikan jumlah kepengurusan anggota dari tahun ke tahun yang kurang karena ada beberapa anggota yang meninggal dunia. Tahun 2007 jumlah anggota ada 274 orang, di tahun 2008 menjadi 270 orang, di tahun 2009 menjadi 265 orang, dan di tahun 2010 ada 268 orang. KUD Ikhlash Membangun memiliki saldo anggaran senilai Rp.2.051.641.357 dengan bidang usaha pertambangan batu bara, dan kedepan akan ditambah kembali dengan perkebunan sawit yang dikelola oleh perusahaan investor di Kabupaten Tapin. “Saat ini kita baru mengusulkan areal lahan perkebunan sawitnya saja, dan kedepan tidak lepas kemungkinan bahwa anggota koperasi memiliki kebun sawit sendiri, “kata Ketua KUD Ikhlash Membangun, Drs.HM.Arifin Arpan, MM.

Dalam kesempatan tersebut ketua KUD Ikhlash Membangun meminta masukan, koreksi, dan pendapat dalam rapat tahunan yang digelar kemarin guna melangkah lebih baik lagi kedepannya. Di informasikan di tahun 2011 ini juga anggota koperasi akan melaksanakan tour ziarah ke luar daerah.

Ia menyampaikan bahwa kita patut bersyukur bahwa KUD ini dapat berjalan normal. Dilaksanakannya RAT tahun buku 2010 berdasarkan UU No.25 tahun 1992 pasal 22 yang isinya rapat anggota merupakan pemegang tertinggi dalam koperasi, dan rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar. Dan juga pasal 23 yang isinya setiap koperasi itu mempunyai kewajiban mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran selama 1 tahun berjalan seperti menetapkan anggaran dasar, kebijakan umum organisasi, manajemen, dan usaha koperasi. Pemilihan dan pengangkatan kepengurusan yang baru, rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus, pembagian sisa hasil usaha. Demikian Ketua. (Rull)

Kamis, 27 Januari 2011

Penerimaan Pajak lampaui Target

RANTAU, Realisasi penerimaan pajak reklame dan HO (Hinder Ordonantie) atau disebut izin gangguan di kabupaten Tapin melampaui target penerimaan pada tahun 2010 kemarin. Secara presentasi izin reklame mencapai 134 persen dari nilai yang dipatok sebesar Rp.45 juta, dan HO mencapai 194 persen dari nilai yang dipatok sebesar Rp.50 juta.

Hal tersebut diungkapkan Rabinat, S,Sos Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, sebagaimana dikutip dari MataBanua Senin (24/1) kemarin.

Menurutnya, tahun 2010 kemarin tercapai target dari 69 izin yang dilimpahkan dari 13 Dinas dan Badan di lingkungan Pemkab Tapin kepada kantor pelayanan perizinan terpadu. “Di tahun 2010 kemarin, rata-rata yang paling banyak penerimaan dari reklame dan HO, “katanya.

Adapun di tahun 2011 ini untuk menetapkan target itu sesuai dinas dan badan masing-masing, kita disini hanya menjalankan saja. Misalnya, seperti pajak reklame itu dari Disperindagkop dan UKM. Dimana dinas tersebut melimpahkan ke kantor pelayanan perizinan terpadu. Saat ini, volume penerimaan pajak yang masuk ke kantornya diantaranya adalah reklame, HO (Hinder Ordonantie), TDP (Tanda Daftar Perusahaan), SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), dan TDG (Tanda Daftar Gudang).

“Dalam proses perizinan kantor kita itu maksimal paling lama sekitar 14 hari, seperti HO, dan 10 hari untuk proses perizinan HO biasa, “katanya.
Sementara Kepala Disperindagkop Tapin, Drs.Abdul Hadi didampingi Kepala Bidang Perlindungan Konsumen, Tajudin T mengatakan, “kontribusi terbesar terhadap penerimaan pajak reklame 2010, penyumbang terbesar adalah inbox, spanduk, baliho, dan billboard dengan presentasi sekitar 134 persen, “katanya.

Tajuddin mengatakan perolehan pajak reklame kontribusinya secara presentasi sekitar 134 persen. Dan itu juga sudah 2 tahun terakhir dalam hal kepengawasan izin reklame tidak ada kerjasama. Artinya Satpol PP yang leading sektor kepengawasan reklame ini dinilai kurang kordinasi dengan kita. Padahal hal itu dinilai penting, sebab didalam melaksanakan aksi penertiban itu minimal harus ada data tenggang waktu reklame. “Di kota Rantau banyak reklame yang sudah habis massa kontraknya dan dianjurkan untuk melepas dan mencopot reklame yang dipasang, namun kenyataannya masih ada, atau dianjurkan sipemasang iklan untuk izin memperpanjang massa waktu izin reklame, “katanya.

Semestinya Satpol PP memiliki inisiatif untuk mencari data mana reklame yang massa berlakunya telah habis, dan juga kawasan dilarang memasang iklan dibeberapa kawasan. Misalnya seperti didepan masjid Agung Humasa Rantau, dan Masjid Baiturahmah Rantau, dilokasi tersebut dilarang memasang spanduk melintang, dan kalau ada itu satpol PP yang leading sektor dalam kepengawasan izin reklame patut melepasnya. Bukannya bupati telah berpesan agar satpol pp proaktif. (rull)

Jumat, 21 Januari 2011

2011 Kantor Sekretariat Daerah Dibangun

RANTAU, Tahun 2011 Pemkab Tapin akan membangun kantor sekretariat daerah dikawasan Rantau Baru sebagai pengganti kantor Bupati Tapin yang ditempati saat ini. Hal itu mengingat kantor Bupati Tapin saat ini adalah bangunan 20 tahun lalu, sehingga direncanakan pembangunan kantor sekretariat daerah di kawasan Rantau Baru.

“Perencanaan pembangunan kantor sekretariat daerah sudah selesai, lahan sudah tersedia dan pembebasan lahan sudah dilaksanakan, tinggal melaksanakan pembangunannya lagi. Jika dananya tersedia dan mendukung pembangunan kantor sekretariat daerah. Pada tahun 2011 ini Pemkab Tapin kembali akan melanjutkan pembangunan di kawasan cepat tumbuh. Diantaranya di kawasan Rantau Baru. Di tahun 2011 akan berlangsung proyek besar di kawasan tersebut. Salah satunya adalah pembangunan kantor sekretariat daerah Pemkab Tapin yang lokasi pembangunannya berada didekat danau Rantau Baru. Dilanjutkan kembali dengan pembangunan ruang terbuka hijau di lokasi yang sama “kata Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP, Kamis (20/1) kemarin.

Kantor Bupati Tapin saat ini adalah kantor sederhana karena bangunan 20 tahun yang lalu. Dari informasi yang diperoleh sejumlah toilet di kantor tersebut ada yang rusak dan tersumbat bahkan pernah juga keran air tak mengalir. Rencana Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP yang ingin membangun kantor sekretariat daerah di kawasan Rantau Baru memang patut diacungi jempol, karena Bupati ingin seluruh pegawai di kantor tersebut merasa nyaman dan tenang bekerja. Juga terhadap tamu-tamu yang suatu saat melaksanakan kunjungan kerja ke Tapin tentunya akan merasa lebih nyaman.

Sementara disisi lain, Kepala Bappeda Tapin, Ir.Yunus Aziz menambahkan, “Perencanaan dan pengembangan pembangunan di tiga kawasan cepat tumbuh di Kabupaten Tapin akan terus dilaksanakan. Diantaranya, di Rantau Baru terdapat masjid Raya Nurul Falah Rantau beserta Menaranya, Pembangunan Rumah Sakit Datu Sanggul Rantau, Pasar Keraton, Pembangunan Danau, Pembangunan Pondok Pesantren di kawasan Islamic Centre, Hutan Kota. Menyusul di tahun 2011 segera di bangun diantaranya kantor Sekretariat Pemkab Tapin di kawasan itu, Ruang Terbuka Hijau, dan juga Kantor DPRD Tapin, “ujarnya kepada MataBanua kemarin.

Seperti yang terlihat saat ini, dikatakan Yunus, Pembangunan masjid Raya Nurul Falah Rantau sudah selesai dibangun. Dari mulai pembangunan masjid, menara hingga halamannya. Kedepan Pemkab Tapin juga akan menambahkan kembali fasilitas masjid dengan mengerjakan pagar masjid tersebut, kegiatan itu juga dibarengi dengan pengerjaan pagar dilokasi berbeda dalam satu kawasan seperti di RSUD.Datu Sanggul Rantau. Sebagaimana diketahui, katanya “Icon Menara dan Masjid Raya Nurul Falah Rantau ini sudah diakui keberadaannya sampai keseluruh penjuru dunia. Pasalnya, document masjid Raya Nurul Falah baik itu dalam bentuk visual maupun data digital yang menggambarkan keberadaan masjid dan menaranya di Kabupaten Tapin, menurutnya sudah banyak terpublikasi di jejaring sosial seperti facebook, twiter bahkan sampai search enggine di Internet. Banyak warga Tapin dimana-mana yang menayangkan itu, “katanya kemarin.

Kemudian di kawasan Binuang Baru, dikatakan Yunus, “Di tahun 2010 ini Pemerintah Kabupaten Tapin juga sudah melaksanakan aktifitas pembangunan berupa jalan lingkar Binuang dikawasan itu. Begitu juga di Margasari Baru, juga sudah melaksanakan aktifitas pembangunan, “katanya.

Sementara Dinas PU telah mengerjakan pembangunan jalan lingkar Binuang di Kecamatan Binuang dengan menyedot anggaran dari APBN melalui Program Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah sebesar 10 Miliar.

Ir.Gt.Noorzaman Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tapin, kepada wartawan belum lama tadi mengatakan , pengerjaan jalan lingkar Binuang menjadi salah satu skala prioritas pembangunan di tiga kawasan cepat tumbuh di Kabupaten Tapin. Diantaranya Rantau Baru, Binuang Baru, dan Margasari Baru. Pembangunan jalan di tiga kawasan tersebut bersumber dari APBN dibantu dengan APBD guna menunjang penguatan infrastruktur dan prasarana daerah di Tapin. Seperti pembangunan jalan lingkar Binuang, pembangunan jalan di kawasan Rantau Baru, dan pembangunan jalan yang diusulkan oleh masyarakat.

“Jalan Lingkar Binuang yang menyedot anggaran sebesar Rp.10 Miliar , dari total dana yang didapatkan sebesar Rp.19,340 miliar dari Program dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah. Saat ini jalan lingkar Binuang sudah tahap pembebasan lahan dari kepemilikan warga masyarakat sebanyak 63 KK pemilik lahan yang ukurannya bervariasi. Pembangunan jalan dengan panjang jalan sepanjang 3000 meter dan lebar jalan 30 meter, diantara panjang jalan tersebut sudah dilaksanakan Dinas PU Tapin, “katanya.(Rull)

12 Pejabat Muara Enim Prov.Sumsel Kunjungi Tapin

RANTAU, Bupati Tapin beserta pejabat di lingkungan SKPD Pemkab Tapin menyambut kedatangan rombongan pejabat dari Pemkab Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan pada Kamis (20/1) kemarin bertempat di Aula Kabinet kantor Bupati Tapin. Kedatangan rombongan pejabat Muara Enim Sumsel tersebut dalam rangka kunjungan kerja. Adapun maksud dan tujuan Pemkab Muara Enim mengunjungi Kabupaten Tapin untuk studi banding proses perizinan jalan khusus dan pelabuhan khusus batu bara yang ada di Kabupaten Tapin.

Rombongan tersebut terdiri dari 12 orang pejabat Pemkab Muara Enim Provinsi Sumsel diwakili oleh beberapa instansi di SKPD Muara Enim. Diantaranya Dinas Perhubungan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Bappeda, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Bina Marga, Bagian Hukum, Bagian Ekonomi Pembangunan, Unit Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Serco. Kedatangan mereka ke Tapin di sambut Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP, dan juga Kepala Dinas dan Kepala Badan di Lingkungan SKPD Pemkab Tapin. Dalam agenda kunjungan kerja tersebut masing-masing menyampaikan program unggulan dan potensi daerahnya masing-masing seperti galian tambang batu bara, kaolin, minyak gas bumi, methana, dan lain sebagainya. Namun inti yang ingin diketahui pejabat di Pemkab Muara Enim adalah proses perizinan jalan khusus dan pelabuhan khusus batu bara yang ada di Kabupaten Tapin. Rombongan pejabat Muara Enim berdialog bersama Bupati Tapin, dan kepala SKPD di Pemkab Tapin. (Rull)

RSUD.Datu Sanggul Rantau Membutuhkan Bidan dan Perawat

( Dokter Spesialis Bertambah 1 Orang )

RANTAU, RSUD.Datu Sanggul Rantau yang semakin megah ini berdiri ditengah-tengah pusat kota Rantau. Seiring dengan selesainya pembangunan RSUD.Datu Sanggul Rantau di tahun 2011 ini, kini mereka membutuhkan tenaga perawat bidan guna membantu pasien yang dirawat dirumah sakit tersebut.

Hal itu diungkapkan NoorInfansyah, Direktur RSUD.Datu Sanggul Rantau kepada MataBanua Selasa (18/1) kemarin diruang kerjanya.

Menurutnya, kita masih kekurangan tenaga perawat dan bidan karena di tahun 2011 ini kita akan buka dan fungsikan beberapa ruangan yang baru selesai dibangun tahun lalu. Diantaranya ruang ICU, ruang perawatan anak, ruang instalasi, dan kamar mayat. “Beberapa peralatan medis juga sudah datang dan telah disiapkan ditambah dengan dibukanya beberapa ruang di rumah sakit tersebut yang sudah banyak selesai. Dan itu dibutuhkan tenaga perawat dan bidan, karena yang ada saat ini masih dinilai kurang, “katanya.

Disisi lain, baru-baru ini kita juga kedatangan seorang dokter spesialis beberapa minggu kemarin. Sehingga bertambahlah jumlah dokter spesialis di Tapin menjadi 6 orang. Ke-6 orang dokter spesialis yang bertugas di Kabupaten Tapin terdiri dari 2 orang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, 1 orang dokter spesialis anak, 1 orang dokter spesialis penyakit dalam, 1 orang dokter spesialis patologi klinik, dan 1 orang dokter bedah umum.

Mereka kontrak kerja dengan Pemerintah daerah Tapin dalam jangka waktu 1 tahun, difasilitasi satu buah rumah dinas, kendaraan dinas, dan insentif yang cukup besar dari Pemerintah Daerah Tapin.

Selain itu guna meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Datu Sanggul Rantau, Pemkab Tapin juga telah memfasilitasi pendidikan bagi dokter yang ada di Tapin untuk kuliah menempuh jenjang spesialis. Sebanyak 7 orang dokter sedang studi di universitas ternama di Indonesia. Dari 7 dokter tersebut, 3 orang diantaranya adalah dokter umum, sehingga kita kekurangan dokter umum sekarang. Namun kondisi demikian sudah disikapi dengan menempatkan dokter umum di puskesmas untuk bertugas di RSUD.Datu Sanggul Rantau.

Ditambahkan dr.Kusudiarto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, “sejumlah dokter yang sedang menempuh jenjang spesialis tersebut itu diberi beasiswa oleh Pemerintah Kabupaten Tapin. 3 orang diantaranya adalah dokter umum di RSUD.Datu Sanggul Rantau, nantinya setelah mereka lulus akan ditempatkan di RSUD.Datu Sanggul Rantau, “katanya. (Rull)

15 Ribu Ekor Sapi di Tapin

RANTAU, Kebutuhan sapi potong di Kabupaten Tapin menjelang bulan Maulid terpenuhi. Ketersediaan sapi potong di kabupaten Tapin saat ini yang dinilai sudah mampu memenuhi kebutuhan daerah ini jumlahnya mencapai 15 ribu ekor pertahun. Sehingga di Tapin stok sapi potong menjelang maulid terpenuhi.

Hal itu diungkapkan Bastian, Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Tapin, didampingi Kasi Perbibitan Ternak, Jarmani, S,PT kepada sejumlah wartawan, Rabu (19/01) kemarin.

Dalam upaya meningkatkan populasi sapi di daerah ini lantas dibangunlah Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) di Kabupaten Tapin, yang tujuannya untuk memberikan pelayanan inseminasi buatan (IB) ternak sapi didaerah ini. Dijelaskan Bastian, Ternak ada tiga golongan, pertama ternak besar, kedua ternak kecil, dan ketiga aneka perternakan. Juga Inseminasi Buatan (IB) ini macam-macam, namun untuk saat ini kita hanya bisa melayani IB ternak besar atau ternak sapi kepada perternak di Tapin.

Di Kabupaten Tapin ada 8 ULIB yang tersebar dibeberapa kecamatan, dan ditempatkan di kantong-kantong ternak terutama daerah padat ternak sapi seperti Kecamatan Bungur, Binuang, Hatungun, Tapin Utara, Piani, dan Salam Babaris.

Seperti di Hatungun salah satunya, di Hatungun ada 3 ULIB yang tersebar dikawasan itu, juga di Hatungun populasi ternak di nilai sangat tinggi. Selain itu juga luasan dan jangkauan lahan ternak sangat luas sehingga tak cukup kalau hanya ditempatkan hanya 1 ULIB saja. Karena bahan yang disuntikan dan dibawa oleh petugas IB berupa semen beku mampu bertahan dengan durasi waktu yang ditentukan, juga jangkauan jarak yang tidak terlalu jauh sehingga dibangunlah 3 ULIB di daerah Hatungun guna memudahkan petugas IB.

1 ULIB ini dihuni oleh 1 orang petugas inseminator yang telah mendapatkan pendidikan khusus inseminator diluar daerah seperti pulau Jawa dan telah mengantongi sertifikasi bagus. Mereka bertugas mengawinkan sapi pada waktu-waktu yang ditentukan yakni disaat sapi dilanda birahi dan minta kawin. Misalnya, ketika perternak mengetahui gejala-gejala sapi minta kawin, langsung perternak itu menghubungi petugas Inseminator yang berkantor di ULIB terdekat dengan imbalan Rp.50 ribu perkali mengawinkan. Sapi-sapi tersebut dikeroyok dikawinkan agar berkembang biak sehingga populasi sapi meningkat.

Dalam mengawinkan sapi, pemilik sapi atau perternak lebih dahulu menghubungi dan minta dilayani petugas IB yang dihubungi melalui sistem telepon selular. “Setelah mengetahui tanda-tanda yang diberitahu oleh pemilik atau peternak sapi akan gejala-gejala sapi minta kawin, selanjutnya petugas IB langsung menuju lokasi perternakan yang lengkap dengan bawaan alat-alat medis selayaknya bidan sapi. Alat-alat tersebut seperti gunting, termos, straw, dan alat suntik, “katanya.

Straw ini dimasukan dalam termos yang berisi air atau disebut semen beku, selanjutnya dimasukan dalam suntikan, yang selanjutnya disuntikan ke didubur sapi yang sedang minta kawin. Adapun untuk mengetahui tanda-tanda gejala sapi minta kawin itu dari dahulu kita menerapkan pola A3 atau disebut Abu, Abeng, Anget. Disini perternak atau pemilik sapi diminta untuk waspada mengawasi sapinya, apakah sapi sedang dilanda birahi atau tidak. Kalau Sapi sedang dilanda birahi biasanya dubur sapi berwarna merah, dan hangat saat dipegang. Juga waktu demikian sayang kalau terlewatkan, sebab birahi sapi beda dengan manusia. Kalau sapi setelah dilanda birahi itu nanti dengan jangka waktu 21 hari kedepan baru minta kawin lagi. Dan hanya pada waktu birahi diam potensi sapi bisa berkembang biak. Demikian Bastian. (rull)

Kamis, 20 Januari 2011

Jalan Pikuk Yang Rusak Mulai Di Perbaiki



RANTAU, Jalan di Pikuk Baramban Kecamatan Piani yang rusak beberapa waktu lalu akhirnya pada Sabtu (16/01) kemarin mulai diperbaiki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin melalui Dinas Pekerjaan Umum. Sebelumnya pada sabtu kemarin badan jalan yang terlihat rusak kini terlihat rata. Juga dilokasi tersebut telah dipenuhi bahan material dan urukan tanah merah sebagai tanda dimulainya perbaikan jalan.

Kaspuanwar, guru SMP di Miawa Kecamatan Piani mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Tapin yang telah memperbaiki jalan yang rusak.

Menurutnya, “Dengan diperbaiki jalan di Pikuk ini, kami khususnya guru-guru yang mengajar di daerah Piani sangat berterima kasih sekali kepada pemerintah daerah yang mulai memperbaiki jalan yang rusak itu. Karena sebelumnya tidak hanya kami saja yang kesulitan melintasi jalan itu, bahkan warga lainnya pun bernasib sama, “katanya.

Semoga semakin cepat diperbaiki semakin baik, lanjut Anwar, karena saat ini masih tahap pengurukan badan jalan dengan tanah. Sehingga sedikit kuatir kalau hujan mengguyur tentunya jalan akan nampak licin. Untuk itu semoga cepat diuruk dengan kerikil agar badan jalan tidak licin. Seraya berharap semoga jalan ini diperbaiki secara permanen, bila perlu dicor beton, katanya.

Diceritakan Kaspuanwar, akibat jalan rusak banyak orang tergelincir jatuh karena jalan licin dan berlubang. Bahkan ada guru yang tak bisa melalui jalan tersebut sehingga Ia terpaksa izin tak mengajar, kata Guru yang bertugas di daerah Piani ini.
Ternyata menjadi guru didaerah pegunungan itu tak mudah. Kaspuanwar harus gigih melintasi bukit dan jalan berlubang setiap harinya. Sisi kanan dan kiri hanya terlihat hutan yang senyap dan tak jarang areal pegunungan dan bukit galian tambang yang dipenuhi emas hitam. Jalan itu terus menanjak dan tak datar, ditambah banyak lubang berbentuk kubangan air sehingga harus hati-hati saat melintasinya. Ternyata tak hanya Ia saja yang merasakan ini, sejumlah aparatur pemerintah seperti PNS yang bertugas dikawasan itu juga bernasib sama, dan mereka harus gigih melintasi jalan itu setiap harinya demi tugas dan amanat yang diemban. Bayangkan jika seorang guru harus melintasi jalan berjarak sekitar 54 Km setiap harinya dengan kondisi jalan yang rusak. Ia pulang pergi dari kota Rantau menuju daerah Miawa Kecamatan Piani untuk mendidik murid-murid disana. Umar Bakri dengan sepeda untanya pun pasti sedih jika melihat kondisi demikian.

Sementara Andra salah seorang pedagang yang setiap harinya ke Miawa mengatakan kepada rekan kerjanya yang juga pedagang sayur. Jangan bawa telur saat melintasi jalan ini kalau tak mau merugi. Pasalnya, telur bisa pecah sebelum dijual ke Miawa yang memang tujuan tempat ia menawarkan dagangannya.

Kalau pedagang seperti saya yang biasa membawa dagangan setiap melintas jalan itu harus menurunkan beban bawaan seperti telur, dan barang yang bisa pecah dibawah dan menaikan terlebih dahulu kendaraan sekedar melintas jalan rusak bergelombang dan menanjak itu. Selanjutnya barang yang kita turunkan ditaruh dibawah kita ambil kembali dengan berjalan kaki. “Ya cukup letih kami, tapi mau bagaimana lagi. Kalau dipaksakan dan tergelincir tentunya bukan dapat untung dari dagangan kami justru malah rugi. Ya terpaksa kita turunkan dulu satu persatu dagangan kami dari kendaraan, lalu kita ambil dengan berjalan kaki, “katanya. (rull)

Panitia Lokal Beayun Maulid Mulai Beraktifitas

(Pendaftaran Peserta Beayun Maulid Sudah 200 lebih)

RANTAU, Akhir tahun 2010 kemarin, warga masyarakat sekitar kawasan Masjid Keramat Al Mukarammah Banua Halat didampingi perwakilan dari Pemerintah Daerah Tapin seperti Kecamatan Tapin Utara dan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) Tapin menggelar rapat penetapan panitia lokal di Rantau pada tanggal 31 Desember 2010 kemarin. Dalam rapat tersebut, panitia pelaksana lokal beayun maulid ditetapkan sekaligus menetapkan hari pelaksana. Hari pelaksanaan akan berlangsung pada tanggal 15 Febuari 2011 nanti.

Hal itu diungkapkan, Kepala Disporabudpar Tapin, Drs.Arifin Noor melalui Ibnu Mas’ud, Kepala Bidang Kesenian dan Kebudayaan, kepada wartawan, kemarin diruang kerjanya.

Rapat akan terus dilaksanakan, katanya, pertama kali dilaksanakan akhir tahun kemarin yakni pada 24 Desember 2010. Dalam rapat tersebut panitia lokal dibentuk, disusul kemudian pada tanggal 31 Desember 2010 panitia lokal ditetapkan. Selanjutnya panitia lokal yang sudah ditetapkan dalam rapat mulai melaksanakan uraian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyelenggaraan kegiatan beauyun di bulan Rabiul awal atau di kenal sebagai bulan Maulid di Masjid Keramat Banua Halat Kecamatan Tapin Utara.

Pendaftaraan peserta beayun maulid di Masjid Keramat Al Mukarrammah Banua Halat sudah di buka panitia pelaksana lokal, dan terakhir di informasikan pada sabtu kemarin, pendaftar beayun sudah ada 200 orang lebih. Dan kemungkinan akan terus bertambah seiring mendekati hari pelaksanaan. Panitia pelaksana menargetkan peserta beayun maulid tahun 2011 ini sekitar 3.000 orang. Karena animo masyarakat terhadap kegiatan yang tergolong sakral ini sangat tinggi, sehingga dari tahun ke tahun peserta beayun semakin meningkat. Data terakhir di tahun 2010 kemarin, target kita saat itu sebanyak 2.500 orang, dan ternyata melebihi target dengan peserta berjumlah menjadi 2.791 orang.

Untuk tempat dan biaya pendaftaran masih seperti tahun lalu, yakni di muka masjid tersebut. Adapun untuk biaya pendaftaran peserta beayun, pendaftar dikenai tarif biaya Rp.50 ribu. Menurutnya tariff biaya pendaftaran tersebut Rp.35 ribu disalurkan untuk masjid, dan Rp.15 ribu disalurkan untuk kelengkapan sesaji. “Itu biaya pengganti untuk pinduduk, menurut adat banjar artinya penggantian 1 biji gula merah, 1 liter beras, 1 batang jarum, dan kelengkapan sesaji lainnya. Termasuk kemenyan. Sedangkan untuk syaratnya masih seperti tahun lalu, yakni kain (tapih) bahalai, tali, 3 sarung, 3 lembar selendang, tali ayunan 7 meter, “katanya.

Perayaan beayun maulid di tahun 2011 ini, menurut Ibnu, Pemerintah Daerah Tapin sudah memfasilitasi untuk turut mensukseskan kegiatan yang telah menjadi kebanggaan bagi daerah ini. Pasalnya, perayaan maulid di Kabupaten Tapin Kalsel sudah tercatat dalam 100 Visit Indonesia Year, atau di kenal sebagai daerah yang memiliki wisata religiousnya yang memiliki keunikan dan ciri khas. Sehingga sudah sepatutnya Pemerintah Daerah memperhatikan salah satu asset budaya yang ada dengan memfasilitasi event tahunan yang digelar warga Tapin khususnya warga Banua Halat. Selain itu, Pemda Tapin sudah memfasilitasi agar perayaan tersebut berlangsung lancar. Diantaranya pembenahan jalan sudah tertata, lahan parkir untuk pengunjung sudah siap digunakan. Selanjutnya persiapan keamanan seperti anggota polres Tapin, anggota Satpol PP, Dinas Perhubungan Tapin dan Bakosiskom. Juga Tagana Tapin, BPK, dan Tim Medis, katanya.

Tradisi upacara beayun di masjid Keramat Al Mukarahmah Banua Halat yang diselenggarakan setiap tahun sekali pada bulan Maulid tanggal 12 Rabiul Awal di Kabupaten Tapin. Kata Ibnu, “Masyarakat Tapin khususnya warga desa Banua Halat kental dengan pemahaman agamanya. Upacara meayun merupakan sebuah gambaran kecintaan dari masyarakat Tapin khususnya warga desa banua Halat kepada junjungannya Nabi Muhammad Rasullulah SAW. Dikarenakan pada tanggal 12 Rabiul Awal sejarah mencatat sebuah peristiwa besar terjadi, dan di kenal dengan hari kelahiran Rasullulah Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam, dan juga Hijrahnya rasullulah dari kota Mekkah ke kota Madinah sekaligus wafatnya Rasullulah Muhammad SAW, “katanya. (rull)

Dinkes Tapin Pantau DBD Dengan 2 Basis

RANTAU, Awal tahun 2011 ini warga Tapin diminta waspada terhadap penyakit demam berdarah (DBD). Karena menurut dr.Kusudiarto, Kepala Dinas Kesehatan Tapin bahwa DBD sering terjadi di bulan Januari hingga dua bulan ke depan. Dinas kesehatan setempat tengah melakukan pengamatan serius terhadap penyakit DBD ini sebagai langkah antisipasi terhadap pengembangan penyakit ini. Ada dua pola pengamatan yang diterapkan pihaknya. Pertama pengamatan berbasis masyarakat, dan pengamatan berbasis rumah sakit.

Hal itu diungkapkan dr.Kusudiarto, Kepala Dinas Kesehatan Tapin kepada wartawan kemarin.

Pengamatan berbasis rumah sakit, kata Kusudiarto, Dinas Kesehatan pro aktif dalam mengumpulkan informasi ataupun laporan data apabila ada pasien yang positif terkena DBD dari rumah sakit maupun puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan di Tapin. Begitu juga dengan pola pengamatan berbasis masyarakat, kita selalu menerima laporan dari masyarakat terkait adanya penyakit DBD ini.

Penyakit DBD ini berasal dari nyamuk jenis aedis aegpty yang senang dan suka bersarang di air jernih. Ia lebih sering bersarang pada air jernih di penampungan air, kaleng kosong berisi air, ban bekas yang berisi air, potongan bambu. Jenis nyamuk ini berbeda dengan nyamuk pada umumnya, karena nyamuk aedis aegpty menggigit pada pagi hingga sore hari, dan tidak kontak dengan tanah secara langsung.

Jika seseorang terkena gigitannya, biasanya gejala awal timbul bintik merah dikulit, selanjutnya badan panas (demam), hingga kalau sampai farah bisa muntah darah hingga meninggal dunia. Adapun gejala-gejala DBD ini diantaranya seseorang mendadak panas selama 2-7 hari, nyeri pada ulu hati, badan lemah dan lesu, timbul bintik merah. Terkadang pasien itu dapat muntah darah dan mimisan. Adapun pertolongan pertama yang perlu kita lakukan terhadap penderita DBD adalah beri minum air putih sebanyak mungkin, lalu kompres panas agar reda lalu beri obat penurun panas. Selanjutnya segera bawa ke klinik atau puskesmas terdekat. Sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk memberantas sekaligus pencegahan virus DBD selain dengan memutus mata rantai penularan dengan melakukan pemberantasan dengan cara 3 M, yakni menutup tempat tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air secara berkala dan menimbun barang barang bekas yang potensial tergenang air.

“Untuk itu warga Tapin diminta waspada terhadap penyakit DBD ini, dan tetap melaksanakan pola hidup sehat karena pola hidup sehat jauh lebih efektif untuk meminimalisir terjangkit DBD. Tahun 2010 kemarin, sekitar 34 kasus DBD terjadi di Kabupaten Tapin. Dari 34 kasus tersebut yang paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Binuang dan Kecamatan Tapin Utara, “katanya.

Ditambahkan Humam Arifin, Kabid Pencegahan dan Penyehatan Lingkungan (P2P1) pada Dinas Kesehatan Tapin. Menurutnya, “Warga Tapin yang terkena virus DBD ini adalah mutasi. Mereka tergigit nyamuk diluar daerah, dan membawanya ke Tapin, “katanya. (rull)

Senin, 17 Januari 2011

Sukseskan Program Nasional e-KTP

RANTAU, Pemerintah Kabupaten Tapin melalui Dinas Kependudukan Catatan Sipil kini tengah bersiap dan berbenah dalam mempersiapkan tugas nasional yakni penerapan elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) yang diberlakukan secara nasional paling lambat 2012 mendatang.

“Dinas Kependudukan Catatan Sipil harus mensukseskan program elektronik Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) yang sudah ditetapkan target waktu oleh Pemerintah Daerah bahwa di tahun 2012 mendatang harus sudah terlaksana, “kata Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP, kemarin.

Pemerintah Kabupaten Tapin di tahun 2010 kemarin sudah mulai melaksanakan pendataan penduduk, dan di tahun 2011 ini kita telah siapkan perangkat keras(hardware) dan perangkat lunaknya (Software). Juga kantor bagi Dinas Kependudukan Catatan Sipil yang bertempat di jalan Perintis Raya, atau tepatnya di samping taman Sirang Pitu. Hingga di tahun 2012 seluruh warga Tapin menggunakan elektronik KTP.

Elektronik KTP ini akan diberikan kepada warga masyarakat Tapin secara cuma-cuma tanpa harus ada pungutan dari pihak Disdukcapil. Diharapkan Bupati Tapin, “Jadi jangan ada pungutan cuma-cuma itu, karena itu merupakan tugas nasional yang harus kita selesaikan, “pungkasnya. (Rull)

Petani di CLS-CLU tunggu 2 Sampai 3 Bulan Lagi Baru Tanam Ulang

RANTAU, Tanaman padi yang ditanam oleh petani di kecamatan Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan terendam banjir. Akibatnya areal persawahaan gagal tanam, sehingga petani terpaksa melakukan tanam ulang. Namun saat ini untuk menanam ulang itu belum bisa dilakukan, karena air dikawasan itu masih tinggi. Sehingga petani harus menunggu dua atau tiga bulan lagi untuk menanam ulang. Sebab diperkirakan dibulan itu air dkawasan itu akan turun dan tidak tinggi lagi.

Hal itu diungkapkan H Saiful Anwar, kemarin kepada sejumlah wartawan diruang kerjanya.

Ia menyatakan sekitar 15 ribu hektar sawah di kecamatan Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan terendam air yang tinggi sehingga petani di kawasan tersebut gagal tanam. Dengan cuaca saat ini yang tergolong ekstrim karena tahun ini hampir tidak ada kemaraunya sehingga menimbulkan genangan air di lahan sawah petani. Untuk itu petani diminta bersabar menunggu air dikawasan itu surut dan tidak tinggi lagi, dan itu diperkirakan antara dua tiga bulan lagi baru petani bisa melaksanakan tanam ulang. Saat ini masih belum bisa karena lahan petani di dua kecamatan itu masih terendam air yang cukup tinggi. Demikian Saiful Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Tapin. (rull)

Sabtu, 15 Januari 2011

Badan Ketahanan Pangan Dan Penyuluhan Tapin Akui Tunggakan LUEP

RANTAU, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Tapin, Rusnadi, mengakui masih banyaknya tunggakan dana Lembaga Ekonomi Usaha Perdesaan (LUEP) yang dipinjamkan kepada pengusul dan penerima dana LUEP di tahun 2010 yang sampai saat ini belum mengembalikan seluruh dana pinjaman.
Bantuan dana LUEP yang diberikan kepada pengusul dan penerima dana LUEP di Tapin itu ada dua sumber dana. Pertama dari APBD Tapin, dan kedua dari provinsi Kalsel. Dari APBD Tapin tahun 2010, dana LUEP yang kita salurkan kepada 11 pengusul dan penerima LUEP itu senilai 1.048.080.000, namun yang baru dikembalikan baru Rp.922.680.000. “Kita sudah memberikan batas waktu sampai tanggal 15 Desember 2010 kemarin, dan baru dikembalikan sekitar 88 persen saja. Dari 11 orang pengusul dan penerima dana LUEP tadi ada 3 orang diantaranya yang masih belum mengembalikan dana LUEP tersebut, selebihnya sudah melunasi. Alasan 3 orang pengusul dan penerima LUEP yang belum melunasi menyatakan gabah yang dibeli dari dana LUEP masih ada, dan disimpan dalam gudang tapi belum dijual. Alasan lainnya gabah sudah di jual tapi belum di bayar orang, artinya dihutang, “kata Rusnadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Tapin, kemarin diruang kerjanya.
Tahun anggaran 2011 ini, kita mengajukan kembali dana LUEP senilai Rp.1,5 miliar dari APBD Pemkab Tapin yang masih menunggu ketukan palu di DPRD Tapin. Sementara bagi 3 orang pengusul dan penerima dana LUEP yang sampai saat ini belum mengembalikan seluruh dana pinjaman LUEP tahun 2010 kita akan berikan sanksi. Sanksi tersebut berupa tidak akan di berikan lagi dana bantuan LUEP di tahun 2011, sementara 8 orang diantaranya yang sudah melunasi kita usulkan kembali untuk mendapatkan bantuan dana LUEP di tahun 2011 ini, “katanya.
Sementara kalau dari APBD Provinsi, dana LUEP yang kita salurkan ke 9 pengusul dan penerima LUEP tahun 2010 itu senilai Rp.1.729.200.000. Dimana saat itu pengambilannya dananya melalui dua tahap. Tahap pertama itu Rp.1.557.600.000, dan di tahap kedua itu senilai Rp.171.600.000. “Karena dibagi dua tahap, pada tahap pertama kita cairkan sedangkan pada tahap kedua kami tidak cairkan. Sehingga yang terserap bagi 9 pengusul dan penerima LUEP tahun 2010 dari APBD Provinsi itu hanya Rp.1.557.600.000 saja, sedangkan sisanya Rp.171.600.000 kita tidak cairkan alias tidak kita ambil di Provinsi, “katanya.
“Dari dana yang terserap kepada 9 pengusul dan penerima LUEP itu yang baru dikembalikan dana LUEP dipresentasikan baru sekitar 40 persen saja. Tapi saat ini kami masih terus menagih dan tahap penagihan pengembalian seluruh dana LUEP tersebut. Dan jika diantara pengusul dan penerima dana LUEP masih belum bisa mengembalikan dana pinjaman tersebut kita akan serahkan kepada pihak penyelenggara pelelangan, “katanya.

Mereka yang mengajukan pinjaman dana LUEP dengan jangka waktu setahun harus dapat mengembalikan. Dan juga untuk mendapatkan dana bantuan dari LUEP itu, mereka terlebih dahulu mengajukan usulan ke kita dengan jaminan berupa anggunan. Jika dananya berasal dari APBD Tapin, sementara kalau dananya bersumber dari provinsi Kalsel, itu harus melalui rekomendasi Bupati Tapin di samping anggunan sebagai persyaratan perolehan dana LUEP.
Tujuannya bantuan dana LUEP ini adalah untuk membantu para petani yang menjual hasil panen setelah musimnya. Biasanya saat panen itu, harga beras dan gabah itu turun. Untuk menyingkapi permasalahan itu, Pemerintah memberikan bantuan dana LUEP kepada pengusul dan penerima LUEP. “Mereka inilah dengan bantuan dana LUEP, lantas membeli harga gabah petani. Juga diwajibkan membeli harga gabah petani diatas HPP (Harga Pembelian Pemerintah), hal itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan, “katanya. (Rull)

Camat Harus Tinggal Di Rumah Dinas Wilayah Kerjanya

RANTAU, Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP menghimbau kepada para camat yang ada di Kabupaten Tapin untuk menempati rumah dinas camat, dan juga camat harus bertempat tinggal di wilayah kecamatannya masing-masing.
Katanya, “camat memiliki wilayah, dan juga tangan bupati untuk melayani masyarakat di perdesaan maupun dikelurahan. Seraya berharap camat harus bertempat tinggal diwilayah kecamatannya, lebih khusus lagi camat harus mendiami rumah dinas camat. Tolong dicatat, kemudian bagian pengawasan di minta untuk keliling ke 12 kecamatan dan memantau apakah camat tinggal di wilayahnya masing-masing atau tidak, “katanya
Apalagi kita telah memiliki rumah dinas camat yang setiap tahunnya ada perbaikan dan renovasi dari pemerintah daerah, karena dananya memang ada. Hal ini sangat penting agar tidak mubazir, di bangunkan rumah agar ditempati. Bupati tak ingin lagi mendengar ada camat yang tidak bertempat tinggal di wilayah kecamatannya. Karena masih ada laporan yang masuk ke Bupati bahwa ada camat di kabupaten Tapin yang tidak tinggal diwilayah kecamatannya.
Menurutnya sangat penting, karena kalau terdapat masyarakat yang ingin berurusan, meminta bantuan dan berkonsultasi kepada camat sementara camatnya tidak ada di tempat wilayahnya bekerja itu bisa mengecewakan masyarakat. Untuk itu diminta agar camat tinggal di wilayahnya masing-masing.
Juga tugas camat tahun 2011 ini akan semakin besar lagi pekerjaannya terutama dalam pembinaan warga masyarakat di wilayah kerjanya. Karena tahun ini pemerintahan desa wajib mengelola APBD desanya sendiri. “sekarang wajib sesuai peraturan perundang-undangan, “katanya.
Kita juga sudah melatih aparatur desa bagaimana cara untuk memproses, mengolah, dan mempertanggungjawabkan APBD desanya. “Memang berat dilaksanakan, oleh karena itu perlu dibantu dan dibimbing, karena amanah dari peraturan perundang-undangan itu harus dan diwajibkan. Untuk itu saya berharap kepada para camat, ini tugas khusus untuk melakukan pembinaan-pembinaan, jangan sampai mereka ini salah. Kalau administrasi saja yang salah itu masih bisa diperbaiki. Namun kalau penyalahgunaan keuangannya itu melanggar hukum, dan itu jangan sampai terjadi. Untuk itu camat diminta untuk membantu mereka, “katanya. (Rull)

Harga Kebutuhan Pokok dan sayur di Pasar Rantau Masih Tinggi

RANTAU, Memasuki awal tahun 2011 di bulan januari beberapa harga kebutuhan pokok masih tinggi. Di pasar tradisional yang ada di daerah ini seperti pasar Rantau, Margasari, dan Binuang, harga kebutuhan pokok semenjak bulan Desember 2010 kemarin seperti gula masih mengalami kenaikan Rp.1.000 sampai dengan Rp.2.000 perkilo dengan harga perkilo Rp.12.000.
Begitu juga dengan sembako lainnya seperti beras masih tetap bertahan dengan harga Rp.11.000 per liter untuk jenis beras siam mutiara. Semenjak akhir desember 2010 kemarin harga beras jenis siam unus mutiara mengalami kenaikan harga sekitar Rp.1.000 sampai dengan Rp.2.000 perliter.
Untuk golongan sayur yang mengalami kenaikan yakni cabai merah lokal yang naik. Harga cabe rawit lokal Rp.60.000 perkilo dari sebelumnya Rp.50.000 perkilo. Begitupun dengan tomat yang berkisar Rp.17.000 perkilo dari sebelumnya Rp.10.000 perkilo. Dan harga bawang merah naik dikisaran harga Rp.28.000 dari sebelumnya Rp.25.000 perkilo.
Umi, pedagang gula di pasar Rantau mengatakan harga gula memang masih mahal menyusul ada penangkapan dan penahanan gula rapinasi di Banjarmasin beberapa waktu lalu. Kenaikan harga gula terjadi sejak 3 bulan lalu sekitar bulan november 2010 kemarin. “Biasanya kami menjual gula yang warnanya putih bersih dan itu laris sekali dipasaran. Kini kami menjual gula yang warnanya tidak terlalu putih, dan menurutnya saat ini tidak terlalu laris di pasaran, “katanya.
Juga Ijai, pedagang beras di pasar Rantau mengatakan harga beras naik karena ini memasuki musim tanam, dan petani mulai menggiling gabah atau menjualnya untuk modal tanam padi selanjutnya. Kenaikan harga beras justru berkah bagi para petani, katanya, karena dengan menjual hasil panennya tahun lalu lantas dapat dibuat modal untuk tanam padi selanjutnya.
Kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional di Tapin juga mendapatkan tanggapan dari pemerintah daerah Tapin melalui dinas perdagangan industri koperasi dan UKM Kabupaten Tapin.
Mereka mengungkapkan, harga kebutuhan pokok seperti beras, telur, gula, dan sayur mayur masih mengalami kenaikan.
Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Tapin, Abdul Hadi, mengatakan, “harga kebutuhan pokok naik namun sifatnya sementara. Kenaikan harga disebabkan lantaran cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini, “katanya didampingi Kabid Perdagangan dan Industri, H.Jayadi, kemarin.
Ditambahkan Jayadi, kenaikan harga Sembako dimulai awal Desember kemarin. Sesuai hasil pantauan tim kita ke Pasar Tradisional di Tapin setiap satu minggu sekali, membenarkan harga kebutuhan pokok masih bertahan dnegan kisaran harga yang tinggi. Harga beras jenis siam unus mutiara naik sekitar Rp.1.000 hingga Rp.2.000, per liter, dengan kisaran harga Rp.11.000 per liter. Dibandingkan bulan November kemarin yang kisaran harga Rp.9.000 perliter. Sementara untuk harga gula naik sekitar Rp.1.000 hingga Rp.2.000 perkilo, dengan harga dikisaran Rp.11.500 perkilo. Kalau bulan November kemarin harga Rp.10.500 perkilonya.
Sementara untuk harga sayur mayur juga turut mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya. Harga bawang merah naik dikisaran harga Rp.28.000 dari sebelumnya Rp.25.000 perkilo. Juga harga cabe rawit lokal yang naik sekitar Rp.60.000 perkilo dari sebelumnya Rp.50.000 perkilo. Begitupun dengan tomat yang berkisar Rp.17.000 perkilo dari sebelumnya Rp.10.000 perkilo, katanya.
“Kenaikan harga diakibatkan lantaran cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini. Diantaranya untuk sayur mayur yang didatangkan dari luar pulau Kalimantan seperti pulau jawa. Menurutnya kenaikan harga lantaran diakibatkan sebagian lahan petani terkena letusan merapi, dan juga ombak yang tinggi, “katanya.
“Sedangkan untuk produk lokal seperti beras memang diakui ada kenaikan harga lantaran cuaca tak menentu akhir-akhir ini. Misalnya petani yang ingin menjemur benih tak leluasa karena kerap kali hujan.” Demikian Abdul Hadi didampingi Jayadi. (Rull)

Harga Beras Mahal Namun Stok Beras Masih Mencukupi

RANTAU, Badan Ketahanan Pangan dan penyuluh Pertanian Tapin menyatakan, Beras mengalami kenaikan harga di sejumlah pasar-pasar tradisional di Tapin awal bulan Desember lalu. Kendati harga beras naik justru ketersedian stok beras di Kabupaten Tapin masih di kategorikan cukup, bahkan ketersedian dan konsumsi bahan pangan dari tanaman pangan di kabupaten Tapin sebagian besar surplus.
Dari data di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Tapin, produksi pangan pada komoditas beras dari mulai bulan Januari hingga Desember defisit surplus mencapai 108,925 ton pertahun. Dengan ketersediaan stok beras lokal mencapai 128,893 ton.
Ir.H.Rusnadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan dan PP didampingi Kabid Ketersediaan Distribusi Kerawanan Pangan, Aji Budiono kemarin mengatakan, secara makro ketersediaan bahan pangan strategis yang bersumber dari tanaman pangan di Kabupaten Tapin tahun 2009 sebagian besar surplus. Dan ketersediaan stokberas lokal masih mencukupi. Di Kabupaten ada beberapa kecamatan yang menjadi sentra padi, diantaranya kecamatan Tapin Tengah, Kecamatan Bakarangan, Kecamatan Candi Laras Utara, dan Candi Laras Selatan, katanya kemarin.
Terkait adanya kenaikan harga beras akhir-akhir ini, kata Rusnadi didampingi kabid-kabidnya lantaran musim yang berpengaruh. Namun stok pangan beras lokal di Tapin selalu surplus dan tersedia. Penjualan beras lokal di Tapin ini bahkan sudah ada sampai ke Kalimantan Tengah, dan daerah-daerah lain.
“Kalau di Margasari banyak petani menjualnya ke Banjarmasin ketimbang ke Rantau sendiri. Sebab disamping ongkos yang irit dan jarak ke Banjarmasin tidaklah terlalu jauh, harganya pun jauh berbeda. Dinilai harga beras bisa lebih mahal di jual ke Banjarmasin ketimbang didaerahnya sendiri, sehingga di daerah itu lebih memilih menjual berasnya ke Banjarmasin, “katanya. (Rull)

Jumat, 07 Januari 2011

Jalan DiGunung Pikuk Baramban Rusak



RANTAU, Akses jalan di kecamatan Piani rusak parah. Jalan bergelombang menanjak curam lokasinya tepat berada di Gunung Pikuk Desa Baramban Kecamatan Piani Kabupaten Tapin Kalsel. Selain itu, tanah di kanan kiri di nilai labil dan berjurang, dan terbukti sudah dua kali semenjak musim hujan terjadi longsor, bahkan sudah dua tiang listrik PLN roboh turut terbenam karena longsor melanda kawasan itu.

Kondisi jalan yang buruk dan hampir keseluruhan badan jalan yang di aspal terkelupas membuat warga Desa Miawa dan Kariaman Kecamatan Piani merasa kesulitan melintasi jalan tersebut. Sehingga kalau musim penghujan, jalan tersebut sangat sulit sekali dilalui. Mereka harus extra hati-hati, karena jalan licin berlubang dan menanjak curam ditambah samping kanan kiri jurang.

Jalan di Gunung Pikuk merupakan jalan utama bagi masyarakat Desa Miawa dan Kariaman ke atas, karena jalan tersebut merupakan akses jalan satu-satunya bagi masyarakat jika ingin berpergian ke kota Rantau, dan juga untuk mengangkut hasil bumi.

H.Masyraniansyah, SP, Sekretaris Dinas PU Tapin membenarkan kondisi jalan yang menghubungkan kawasan Miawa di Gunung Pikuk rusak. “Cuaca hujan yang terus mengguyur mengakibatkan badan jalan di Pikuk longsor dan rusak sehingga cukup sulit dilalui pengguna jalan. Dan longsor terjadi sudah dua kali, dan Dinas PU Kabupaten Tapin sudah meninjau lokasi kawasan itu, dan tengah menyiapkan pembenahan badan jalan, “katanya sebagaimana dikutip dari media nasional MataBanua.

Sementara, beberapa warga Tapin yang hari-harinya melalui jalan itu mengaku kesulitan saat melalui jalan tersebut. Terutama di gunung Pikuk, apabila hujan mengguyur dipastikan kami tak bisa melalui jalan tersebut. Itu longsor, dan berlubak membuat kubangan air yang besar. Pemerintah Daerah diminta perhatiannya untuk segera memperbaiki, mengingat itu satu-satunya akses jalan menuju kawasan Miawa di Piani. (rull)