JavaScript is required to view this page. 21 Jan 2011

Jumat, 21 Januari 2011

2011 Kantor Sekretariat Daerah Dibangun

RANTAU, Tahun 2011 Pemkab Tapin akan membangun kantor sekretariat daerah dikawasan Rantau Baru sebagai pengganti kantor Bupati Tapin yang ditempati saat ini. Hal itu mengingat kantor Bupati Tapin saat ini adalah bangunan 20 tahun lalu, sehingga direncanakan pembangunan kantor sekretariat daerah di kawasan Rantau Baru.

“Perencanaan pembangunan kantor sekretariat daerah sudah selesai, lahan sudah tersedia dan pembebasan lahan sudah dilaksanakan, tinggal melaksanakan pembangunannya lagi. Jika dananya tersedia dan mendukung pembangunan kantor sekretariat daerah. Pada tahun 2011 ini Pemkab Tapin kembali akan melanjutkan pembangunan di kawasan cepat tumbuh. Diantaranya di kawasan Rantau Baru. Di tahun 2011 akan berlangsung proyek besar di kawasan tersebut. Salah satunya adalah pembangunan kantor sekretariat daerah Pemkab Tapin yang lokasi pembangunannya berada didekat danau Rantau Baru. Dilanjutkan kembali dengan pembangunan ruang terbuka hijau di lokasi yang sama “kata Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP, Kamis (20/1) kemarin.

Kantor Bupati Tapin saat ini adalah kantor sederhana karena bangunan 20 tahun yang lalu. Dari informasi yang diperoleh sejumlah toilet di kantor tersebut ada yang rusak dan tersumbat bahkan pernah juga keran air tak mengalir. Rencana Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP yang ingin membangun kantor sekretariat daerah di kawasan Rantau Baru memang patut diacungi jempol, karena Bupati ingin seluruh pegawai di kantor tersebut merasa nyaman dan tenang bekerja. Juga terhadap tamu-tamu yang suatu saat melaksanakan kunjungan kerja ke Tapin tentunya akan merasa lebih nyaman.

Sementara disisi lain, Kepala Bappeda Tapin, Ir.Yunus Aziz menambahkan, “Perencanaan dan pengembangan pembangunan di tiga kawasan cepat tumbuh di Kabupaten Tapin akan terus dilaksanakan. Diantaranya, di Rantau Baru terdapat masjid Raya Nurul Falah Rantau beserta Menaranya, Pembangunan Rumah Sakit Datu Sanggul Rantau, Pasar Keraton, Pembangunan Danau, Pembangunan Pondok Pesantren di kawasan Islamic Centre, Hutan Kota. Menyusul di tahun 2011 segera di bangun diantaranya kantor Sekretariat Pemkab Tapin di kawasan itu, Ruang Terbuka Hijau, dan juga Kantor DPRD Tapin, “ujarnya kepada MataBanua kemarin.

Seperti yang terlihat saat ini, dikatakan Yunus, Pembangunan masjid Raya Nurul Falah Rantau sudah selesai dibangun. Dari mulai pembangunan masjid, menara hingga halamannya. Kedepan Pemkab Tapin juga akan menambahkan kembali fasilitas masjid dengan mengerjakan pagar masjid tersebut, kegiatan itu juga dibarengi dengan pengerjaan pagar dilokasi berbeda dalam satu kawasan seperti di RSUD.Datu Sanggul Rantau. Sebagaimana diketahui, katanya “Icon Menara dan Masjid Raya Nurul Falah Rantau ini sudah diakui keberadaannya sampai keseluruh penjuru dunia. Pasalnya, document masjid Raya Nurul Falah baik itu dalam bentuk visual maupun data digital yang menggambarkan keberadaan masjid dan menaranya di Kabupaten Tapin, menurutnya sudah banyak terpublikasi di jejaring sosial seperti facebook, twiter bahkan sampai search enggine di Internet. Banyak warga Tapin dimana-mana yang menayangkan itu, “katanya kemarin.

Kemudian di kawasan Binuang Baru, dikatakan Yunus, “Di tahun 2010 ini Pemerintah Kabupaten Tapin juga sudah melaksanakan aktifitas pembangunan berupa jalan lingkar Binuang dikawasan itu. Begitu juga di Margasari Baru, juga sudah melaksanakan aktifitas pembangunan, “katanya.

Sementara Dinas PU telah mengerjakan pembangunan jalan lingkar Binuang di Kecamatan Binuang dengan menyedot anggaran dari APBN melalui Program Dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah sebesar 10 Miliar.

Ir.Gt.Noorzaman Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tapin, kepada wartawan belum lama tadi mengatakan , pengerjaan jalan lingkar Binuang menjadi salah satu skala prioritas pembangunan di tiga kawasan cepat tumbuh di Kabupaten Tapin. Diantaranya Rantau Baru, Binuang Baru, dan Margasari Baru. Pembangunan jalan di tiga kawasan tersebut bersumber dari APBN dibantu dengan APBD guna menunjang penguatan infrastruktur dan prasarana daerah di Tapin. Seperti pembangunan jalan lingkar Binuang, pembangunan jalan di kawasan Rantau Baru, dan pembangunan jalan yang diusulkan oleh masyarakat.

“Jalan Lingkar Binuang yang menyedot anggaran sebesar Rp.10 Miliar , dari total dana yang didapatkan sebesar Rp.19,340 miliar dari Program dana Penguatan Infrastruktur dan Prasarana Daerah. Saat ini jalan lingkar Binuang sudah tahap pembebasan lahan dari kepemilikan warga masyarakat sebanyak 63 KK pemilik lahan yang ukurannya bervariasi. Pembangunan jalan dengan panjang jalan sepanjang 3000 meter dan lebar jalan 30 meter, diantara panjang jalan tersebut sudah dilaksanakan Dinas PU Tapin, “katanya.(Rull)

12 Pejabat Muara Enim Prov.Sumsel Kunjungi Tapin

RANTAU, Bupati Tapin beserta pejabat di lingkungan SKPD Pemkab Tapin menyambut kedatangan rombongan pejabat dari Pemkab Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan pada Kamis (20/1) kemarin bertempat di Aula Kabinet kantor Bupati Tapin. Kedatangan rombongan pejabat Muara Enim Sumsel tersebut dalam rangka kunjungan kerja. Adapun maksud dan tujuan Pemkab Muara Enim mengunjungi Kabupaten Tapin untuk studi banding proses perizinan jalan khusus dan pelabuhan khusus batu bara yang ada di Kabupaten Tapin.

Rombongan tersebut terdiri dari 12 orang pejabat Pemkab Muara Enim Provinsi Sumsel diwakili oleh beberapa instansi di SKPD Muara Enim. Diantaranya Dinas Perhubungan, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Bappeda, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Bina Marga, Bagian Hukum, Bagian Ekonomi Pembangunan, Unit Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Serco. Kedatangan mereka ke Tapin di sambut Bupati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP, dan juga Kepala Dinas dan Kepala Badan di Lingkungan SKPD Pemkab Tapin. Dalam agenda kunjungan kerja tersebut masing-masing menyampaikan program unggulan dan potensi daerahnya masing-masing seperti galian tambang batu bara, kaolin, minyak gas bumi, methana, dan lain sebagainya. Namun inti yang ingin diketahui pejabat di Pemkab Muara Enim adalah proses perizinan jalan khusus dan pelabuhan khusus batu bara yang ada di Kabupaten Tapin. Rombongan pejabat Muara Enim berdialog bersama Bupati Tapin, dan kepala SKPD di Pemkab Tapin. (Rull)

RSUD.Datu Sanggul Rantau Membutuhkan Bidan dan Perawat

( Dokter Spesialis Bertambah 1 Orang )

RANTAU, RSUD.Datu Sanggul Rantau yang semakin megah ini berdiri ditengah-tengah pusat kota Rantau. Seiring dengan selesainya pembangunan RSUD.Datu Sanggul Rantau di tahun 2011 ini, kini mereka membutuhkan tenaga perawat bidan guna membantu pasien yang dirawat dirumah sakit tersebut.

Hal itu diungkapkan NoorInfansyah, Direktur RSUD.Datu Sanggul Rantau kepada MataBanua Selasa (18/1) kemarin diruang kerjanya.

Menurutnya, kita masih kekurangan tenaga perawat dan bidan karena di tahun 2011 ini kita akan buka dan fungsikan beberapa ruangan yang baru selesai dibangun tahun lalu. Diantaranya ruang ICU, ruang perawatan anak, ruang instalasi, dan kamar mayat. “Beberapa peralatan medis juga sudah datang dan telah disiapkan ditambah dengan dibukanya beberapa ruang di rumah sakit tersebut yang sudah banyak selesai. Dan itu dibutuhkan tenaga perawat dan bidan, karena yang ada saat ini masih dinilai kurang, “katanya.

Disisi lain, baru-baru ini kita juga kedatangan seorang dokter spesialis beberapa minggu kemarin. Sehingga bertambahlah jumlah dokter spesialis di Tapin menjadi 6 orang. Ke-6 orang dokter spesialis yang bertugas di Kabupaten Tapin terdiri dari 2 orang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, 1 orang dokter spesialis anak, 1 orang dokter spesialis penyakit dalam, 1 orang dokter spesialis patologi klinik, dan 1 orang dokter bedah umum.

Mereka kontrak kerja dengan Pemerintah daerah Tapin dalam jangka waktu 1 tahun, difasilitasi satu buah rumah dinas, kendaraan dinas, dan insentif yang cukup besar dari Pemerintah Daerah Tapin.

Selain itu guna meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Datu Sanggul Rantau, Pemkab Tapin juga telah memfasilitasi pendidikan bagi dokter yang ada di Tapin untuk kuliah menempuh jenjang spesialis. Sebanyak 7 orang dokter sedang studi di universitas ternama di Indonesia. Dari 7 dokter tersebut, 3 orang diantaranya adalah dokter umum, sehingga kita kekurangan dokter umum sekarang. Namun kondisi demikian sudah disikapi dengan menempatkan dokter umum di puskesmas untuk bertugas di RSUD.Datu Sanggul Rantau.

Ditambahkan dr.Kusudiarto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin, “sejumlah dokter yang sedang menempuh jenjang spesialis tersebut itu diberi beasiswa oleh Pemerintah Kabupaten Tapin. 3 orang diantaranya adalah dokter umum di RSUD.Datu Sanggul Rantau, nantinya setelah mereka lulus akan ditempatkan di RSUD.Datu Sanggul Rantau, “katanya. (Rull)

15 Ribu Ekor Sapi di Tapin

RANTAU, Kebutuhan sapi potong di Kabupaten Tapin menjelang bulan Maulid terpenuhi. Ketersediaan sapi potong di kabupaten Tapin saat ini yang dinilai sudah mampu memenuhi kebutuhan daerah ini jumlahnya mencapai 15 ribu ekor pertahun. Sehingga di Tapin stok sapi potong menjelang maulid terpenuhi.

Hal itu diungkapkan Bastian, Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan Kabupaten Tapin, didampingi Kasi Perbibitan Ternak, Jarmani, S,PT kepada sejumlah wartawan, Rabu (19/01) kemarin.

Dalam upaya meningkatkan populasi sapi di daerah ini lantas dibangunlah Unit Layanan Inseminasi Buatan (ULIB) di Kabupaten Tapin, yang tujuannya untuk memberikan pelayanan inseminasi buatan (IB) ternak sapi didaerah ini. Dijelaskan Bastian, Ternak ada tiga golongan, pertama ternak besar, kedua ternak kecil, dan ketiga aneka perternakan. Juga Inseminasi Buatan (IB) ini macam-macam, namun untuk saat ini kita hanya bisa melayani IB ternak besar atau ternak sapi kepada perternak di Tapin.

Di Kabupaten Tapin ada 8 ULIB yang tersebar dibeberapa kecamatan, dan ditempatkan di kantong-kantong ternak terutama daerah padat ternak sapi seperti Kecamatan Bungur, Binuang, Hatungun, Tapin Utara, Piani, dan Salam Babaris.

Seperti di Hatungun salah satunya, di Hatungun ada 3 ULIB yang tersebar dikawasan itu, juga di Hatungun populasi ternak di nilai sangat tinggi. Selain itu juga luasan dan jangkauan lahan ternak sangat luas sehingga tak cukup kalau hanya ditempatkan hanya 1 ULIB saja. Karena bahan yang disuntikan dan dibawa oleh petugas IB berupa semen beku mampu bertahan dengan durasi waktu yang ditentukan, juga jangkauan jarak yang tidak terlalu jauh sehingga dibangunlah 3 ULIB di daerah Hatungun guna memudahkan petugas IB.

1 ULIB ini dihuni oleh 1 orang petugas inseminator yang telah mendapatkan pendidikan khusus inseminator diluar daerah seperti pulau Jawa dan telah mengantongi sertifikasi bagus. Mereka bertugas mengawinkan sapi pada waktu-waktu yang ditentukan yakni disaat sapi dilanda birahi dan minta kawin. Misalnya, ketika perternak mengetahui gejala-gejala sapi minta kawin, langsung perternak itu menghubungi petugas Inseminator yang berkantor di ULIB terdekat dengan imbalan Rp.50 ribu perkali mengawinkan. Sapi-sapi tersebut dikeroyok dikawinkan agar berkembang biak sehingga populasi sapi meningkat.

Dalam mengawinkan sapi, pemilik sapi atau perternak lebih dahulu menghubungi dan minta dilayani petugas IB yang dihubungi melalui sistem telepon selular. “Setelah mengetahui tanda-tanda yang diberitahu oleh pemilik atau peternak sapi akan gejala-gejala sapi minta kawin, selanjutnya petugas IB langsung menuju lokasi perternakan yang lengkap dengan bawaan alat-alat medis selayaknya bidan sapi. Alat-alat tersebut seperti gunting, termos, straw, dan alat suntik, “katanya.

Straw ini dimasukan dalam termos yang berisi air atau disebut semen beku, selanjutnya dimasukan dalam suntikan, yang selanjutnya disuntikan ke didubur sapi yang sedang minta kawin. Adapun untuk mengetahui tanda-tanda gejala sapi minta kawin itu dari dahulu kita menerapkan pola A3 atau disebut Abu, Abeng, Anget. Disini perternak atau pemilik sapi diminta untuk waspada mengawasi sapinya, apakah sapi sedang dilanda birahi atau tidak. Kalau Sapi sedang dilanda birahi biasanya dubur sapi berwarna merah, dan hangat saat dipegang. Juga waktu demikian sayang kalau terlewatkan, sebab birahi sapi beda dengan manusia. Kalau sapi setelah dilanda birahi itu nanti dengan jangka waktu 21 hari kedepan baru minta kawin lagi. Dan hanya pada waktu birahi diam potensi sapi bisa berkembang biak. Demikian Bastian. (rull)