JavaScript is required to view this page. 09/01/2011 - 10/01/2011

Kamis, 22 September 2011

Refreshing Bersama Keluarga di Taman Kota Rantau Menjadi Pilihan

RANTAU, Taman Basimban Rantau yang berlokasi di alun-alun kota Rantau dan Taman Sirang Pitu ternyata menjadi salah satu lokasi yang asyik dan santai. Buktinya taman ini kerap dipadati mereka yang sengaja menghabiskan waktu petang di lokasi ini, baik mereka yang ingin berolahraga, bersantai bersama keluarga, maupun kumpul bersama teman-teman sekedar menikmati beraneka penganan atau secangkir kopi, dan teh hangat di caffe yang ada di lokasi.

Taman Basimban memang tempat yang asyik untuk santai bersama keluarga. Karena taman yang terletak dijantung kota Rantau di lengkapi dengan fasilitas olahraga seperti lapangan tennis, lapangan basket, lapangan sepak bola, dan jalur track untuk jogging mengelilingi lapangan sepak bola Dwi Dharma Rantau. Selain itu, didukung pula dengan fasilitas wahana bermain anak dan warung sejenis caffe, beserta pedagang aneka penganan dan minuman yang turut menyemarakan suasana sore.

Beragam pohon dengan macam-macam jenisnya sebagai penghijauan kota yang ditanam di taman itu dan nampak terlihat terawat dengan baik. Begitu juga dengan berbagai jenis patung dan wahana permainan anak-anak, maupun kebun binatang mini menambah keunikan taman yang ada di kota Rantau ini.

Warga yang datang ke taman ini bukan hanya warga kota Rantau saja ternyata, juga ada warga yang tinggal di Kecamatan Bakarangan, Kecamatan Piani, Kecamatan Tapin Selatan, Kecamatan Lokpaikat, dan Kecamatan Bungur. Mereka biasa datang saat hari libur atau akhir pekan. Taman Basimban Alun-Alun Kota Rantau dan Taman Sirang Pitu mulai ramai pengunjung pada pukul 16:00 Wita, dimana Pedagang terlihat sudah ada menempati lapak daganganya lebih dahulu sejak siang harinya.

Acil Yana, warga Desa Banua Halat, mengatakan, “Akhir pekan sore sabtu atau minggu sore kita jalan-jalan bersama keluarga ke Taman Basimban dengan membawa anak dan istri untuk santai sekaligus membawa anak bermain di wahana permainan bom-bom car, permainan kolam pemancingan atau odong-odong. Dan semua itu aman bagi keluarga untuk digunakan, “kata Yana.

Taman Basimban Rantau dan Sirang Pitu adalah salah satu asset Pemerintah Daerah Tapin yang di kelola oleh beberapa instansi Pemkab Tapin seperti Dinas Tata Kota dan Kebersihan Tapin, Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, dan TP-PKK Tapin.
Kepala Dinas Tata Kota dan Kebersihan Tapin, H.Rajudin Noor melalui Kabid Pertamanan dan Kebersihan, H.Yusdiannor ketika ditemui di taman kota mengatakan, “Hampir setiap harinya kita bersihkan taman ini, dan juga menebang pohon di taman yang sudah nampak layu sambil memotong rumput liar. Sekaligus juga membersihkan areal taman tersebut, dimana ada petugas kebersihan kita yang bekeja secara bergantian khusus membersihkan areal taman agar nampak selalu bersih dan nyaman, “katanya.

Selain itu kita juga telah meletakan tempat sampah di kawasan pertamanan, agar para pengunjung maupun pedagang membuang sampah pada tempatnya. “Kita meng-imbau kepada pedagang maupun pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya yang memang sudah disediakan oleh Dinas Tata Kota dan Kebersihan Tapin. Untuk itu mari kita jaga kebersihan dan kenyamanan taman ini untuk kita semua, “katanya kemarin.
Lanjut Ia, Rencananya di taman Basimban ini Distakober Tapin akan meletakan tempat duduk seperti yang ada di Danau Rantau Baru, dan itu tengah kita usulkan kepada Pemerintah Daerah. Namun sayangnya beberapa fasilitas di sekitar taman seperti ruko caffe, tempat duduk taman, patung, wahana bermain anak-anak dan fasilitas olahraga itu Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan Pariwisata yang mengelolanya, bukan Dinas Tata Kota dan Kebersihan Tapin. “Di kedua taman tersebut kita hanya mengurus kebersihan dan menata keindahan taman dan pepohonan yang ada di dua taman tersebut, “katanya.

Senin, 19 September 2011

Bupati Tapin Siapkan Generasi Muda Qur’ani

RANTAU, Dalam rangka menumbuhkembangkan kesemarakan keagamaan di bumi ruhui rahayu ini, sesuai visi kabupaten Tapin menuju masyarakat yang religius dan sejahtera, dan misinya menjadikan kota Serambi Madinah. Pemkab Tapin telah membangun sebuah pondok pesantren yang menyatu dengan kawasan islamic centre dalam rangka menyiapkan generasi muda qur’ani.

Sebagaimana dikatakan BUpati Tapin, Drs.Idis Nurdin Halidi, MAP di peresmian malam nuzul qur’an beberapa waktu lalu. “Tahun 2011 ini Pemerintah Daerah Tapin setelah membangun Pendopo dan Surau (langgar) dengan sistem konstruksi panggung di lokasi tempat direncanakan Pemda di kawasan Rantau Baru, kembali Pemerintah Daerah Tapin melanjutkan pembangunannya dilokasi yang sama berupa bangunan fasilitas pendukung pondok pesantren berupa Perpustakaan, Wisma Pengajar, dan Guest House (Asrama).

Pondok pesantren yang dibangun di kawasan Rantau Baru saat ini telah direncanakan cukup matang oleh Pemkab Tapin, dimana pada kawasan pondok pesantren yang dibangun ke depannya juga direncanakan menjadi Islamic Centre di daerah yang di kenal sebagai kampungnya para datu, “katanya.

Dikatakan Bupati, Ponpes ini dibangun untuk menampung anak-anak di Tapin yang ingin memperdalam ilmu al-qur’an baik dari segi kualitas membacanya maupun hafalanya. Karena di ponpes ini rencananya akan mendatangkan pengajar ahli qur’an dari luar daerah yang siap membimbing anak-anak didaerah ini sehingga mereka menjadi ahli qur’an. “Bahkan kalau sudah berjalan, mantan bupati Tapin H.Akhmad Makkie bersedia turun langsung membina dan mengelola para santri ini di pondok pesantren yang dibangun pemda Tapin, “katanya.

Di informasikan, lanjut Bupati, “bahwa kami bersama H.Akhmad Makkie, selaku pengasuh wilayah LPP-TKA-BKPRMI Provinsi Kalsel dan juga mantan Bupati Tapin dua periode, H.Akhmad Makie sepakat bahwa di Pondok pesantren hafal al-qur’an yang saat ini telah di bangun di kawasan Rantau Baru nanti harapannya akan digunakan oleh para santri yang di wisuda maupun santri yang hadir dan qori yang ada di Tapin. Mereka nanti akan belajar di pondok pesantren yang sedang di bangun Pemkab Tapin untuk lebih mendalami al-qur’an. Juga pondok pesantren yang di bangun di kawasan Rantau Baru ini di nilai lebih istimewa. Karena disamping dikerjakan pembangunan pondok pesantren, juga dilokasi tersebut turut dibangun kawasan Islamic Centre. Nantinya pondok pesantren dan Islamic Centre tersebut akan digunakan untuk berbagai aktifitas keagamaan dan para santri yang diwisuda ini dapat belajar di ponpes untuk lebih mendalami isi kandungan al-qur’an, “katanya.

Di lain sisi, Kepala Dinas PU Tapin saat diwawancarai beberapa waktu lalu mengatakan, “terkait perkembangan ponpes Islamic Centre, Saat ini pembangunan fisik yang sudah berdiri megah adalah Pendopo dan surau (langgar) pengerjaan tahun 2010 lalu dengan sistem kontruksi panggung yang saat ini tinggal tahap penyelesaian. Tahun 2011 ini, Pemerintah Daerah Tapin melalui Dinas Pekerjaan Umum akan melanjutkan kembali pembangunan fasilitas pendukung di kawasan Pondok pesantren berupa Perpustakaan, Wisma Pengajar, dan Guest House (Asrama). Pembangunan fasilitas pendukung tersebut dianggarkan dana senilai Rp.3 Miliar, di mana saat ini masih dalam proses tahapan perencanaan, “kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tapin, Ir.Gusti Noorzaman yang diamini Kepala Bidang Cipta Karya, Edy Priyanto, kemarin.

Secara teknis, dijelaskannya, bahwa pembangunan perpustakaan tersebut meliputi ruang baca, ruang arsip dan buku, tempat untuk diskusi, dan teras. Sementara pembangunan wisma pengajar meliputi ruang tamu sekitar 4 buah, kamar tidur, toilet dan kamar mandi, serta teras sedikitnya 2 buah untuk bagian depan dan belakang.
“Adapun sistem bentuk kontruksi bangunannya kita menggunakan sistem kontruksi panggung, seperti dua buah bangunan yang sudah dikerjakan sebelumnya yakni Surau dan Pendopo. Kendati demikian, kita juga tetap menggunakan kubah seperti bangunan-bangunan yang telah dibangun di daerah ini, “pungkasnya. (Rull)

Jumat, 16 September 2011

Warga Miawa Minta Perbaiki Jalan Rusak di Liang Tadung

RANTAU, Warga Miawa masih mengeluhkan kondisi jalan di Liang Tadung Baramban Kecamatan Piani, akses jalur Kota Rantau menuju Miawa yang kondisinya kian hari semakin memprihatinkan ini membuat warga yang biasa melintasi jalur itu merasa kesulitan. Pasalnya, jalur Rantau menuju Miawa saat ini dibeberapa titik lokasi seperti di Liang Tadung kondisinya rusak farah dengan aspal terkelupas, jalanan berlubang berbentuk kubangan air. Dimana menurut Aspan, tokoh masyarakat Miawa mengatakan jalanan seperti itu bukanlah kenyamanan yang didapati, melainkan kesulitan bagi warga masyarakat pengguna jalan yang melintasinya.
Warga Miawa berharap kepada Pemerintah Daerah Tapin agar mempercepat perbaikan jalan Rantau Miawa terutama di beberapa titik ruas jalan yang kondisinya rusak farah. “Aparatur Pemerintah (PNS) yang bertugas sehari-harinya didaerah Miawa seperti guru, bidan desa, PPL, maupun warga masyarakat Miawa sangat berharap sekali kepada pemerintah daerah adanya perbaikan jalan yang rusak tersebut, “katanya kemarin .

Di kecamatan Piani jalur Bitahan, Ayunan Papan-Miawa yang merupakan akses antar kecamatan jalan kabupaten pada musim hujan, jalan becek penuh lumpur dan juga licinnya jalan seakan menjadi musuh alami. Karena banyak pengendara yang tergelincir di jalan saat melintasi jalur tersebut. Begitupun sebaliknya pada musim panas, debu menemani perjalanan, karena lintasan tersebut kerap dilintasi truk pengangkut hasil tambang golongan C seperti bahan material batu gunung dan pasir.
Begitupun masyarakat setempat menyatakan, rusaknya jalan juga menghambat aktifitas warga yang biasa membawa hasil perkebunan untuk di jual ke pasar.

“Guru hadir tepat waktu, murid kabur pulang main kelereng ” Demikian gambaran suasana pendidikan di Kabupaten Tapin terutama di daerah perdalaman di Kecamatan Piani, Desa Kariaman, dan Desa Pipitak Jaya.

Menjadi guru yang ditugaskan sekaligus ditempatkan Pemerintah di kecamatan Piani memang tak mudah. Pasalnya para guru ini haruslah gigih setiap harinya, terutama saat melintasi perbukitan naik turun gunung diatas jalan sepanjang 24 KM dari kota Rantau. Suatu yang jamak ditemui saat jam kerja mereka pada pagi hari, sekelompok guru ini bersaing dengan waktu untuk sampai di tempat mereka mengajar. Hal itu dilakukan demi sejumlah siswa yang menunggu guru mereka datang mengajar, dimana sebelumnya siguru tengah berjuang melintasi jalan berlubang dibeberapa titik kawasan Piani.(Rull)

DPRD Tapin minta Pertikaian Kedua Desa Segera DiDamaikan

RANTAU, DPRD Kabupaten Tapin meminta jajaran eksekutif di Pemerintah Daerah Tapin untuk bersama-sama segera menyingkapi persoalan permusuhan dua desa di kecamatan Bakarangan Kabupaten Tapin yang mengakibatkan kematian. Khususnya permusuhan warga dua desa antara Gadung dan Parigi yang berlangsung sudah sejak lama. Sementara sampai saat ini belum terdengar ada upaya Pemerintah Daerah khususnya unsur muspika setempat dalam upayanya mengayomi warganya. Di daerah situ juga diketahui banyak kalangan agamawan dan juga alim ulama, namun dinilai belum bisa menyelesaikan persoalan perkelahian antar desa yang memang sudah terjadi sejak lama. Ironisnya lagi, unsur Muspika setempat di Kecamatan Bakarangan nyaris tak terdengar upaya membela kepentingan masyarakatnya terutama perihal perdamaian bagi kedua desa tersebut.

Demikian diungkapkan Ketua DPRD Tapin, Drs.HM.Arifin Arpan, MM didampingi Wakil Ketua DPRD H.Rian Jaya, dan anggotanya Hamdi BN, H.Sulaiman Noor, H.Nasrullah, dan sejumlah anggota DPRD Tapin lainnya, kemarin.

Dikatakannya, Seperti baru-baru tadi terjadi perkelahian yang menyebabkan kematian, dimana dikira warga Parigi yang berkunjung ke Gadung, ternyata yang berkunjung adalah warga dari luar daerah yang sengaja ingin mengunjungi desa Gadung karena desa ini terkenal dengan kondisi religiusnya. Perkelahian antara dua desa seperti Parigi dan Gadung dipicu lantaran dendam yang lama bak api dalam sekam dan ini mesti diselesaikan, sebab dikuatirkan akan menjadi dendam berkepanjangan antara warga desa Parigi dan Desa Gadung.

Dikatakan Hamdi, terjadinya perkelahian dua warga antar desa tersebut itu mencerminkan kondisi yang buruk dan tidak mencerminkan serambi madinah. Contoh, jelas Hamdi, didaerah Papua terdapat dua suku perdalaman yang saling konflik dan ada seorang kepala adat yang pendidikannya pas-pas an namun Ia bisa menyelesaikan konflik tersebut. Sementara kita di Tapin, memiliki tokoh agama yang sangat banyak, seandainya warga disana dinasihati bahwa berkelahi hingga menyebabkan kematian seseorang itu berdosa tentunya dapat mengurangi perkelahian di dua desa tersebut.
Ditambahkan, H.Rian Jaya, Ketua DPRD Tapin, “Atas terjadinya persoalan ini, Pemerintah Daerah harus segera menyingkapi persoalan dua desa yang saling bertikai. Pemda perlu kiranya membentuk tim yang terdiri dari unsur Muspida untuk memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada kedua desa tersebut yang tujuannya untuk menyelesaikan pertikaian, “katanya. (Rull)

Beberapa Kawasan di Tapin Belum Nikmati Listrik PLN

RANTAU, Desa Keladan, Kecamatan Candi Laras Utara, Desa Kariaman, Desa Pipitak Jaya I dan II, Kecamatan Piani, dan Bitahan Lama, Kecamatan Lokpaikat adalah kawasan di Kabupaten Tapin yang sampai saat ini belum menikmati sambungan listrik PLN. Hal ini lantaran daerah tersebut masih belum dibangun tiang pancang PLN untuk menyambung kabel dan menerangi permukiman penduduk di wilayah itu.

Diantara kawasan daerah tadi memiliki jarak cukup jauh dari perkotaan seperti di desa Kariaman, Pipitak Jaya I, dan II, kecamatan Piani. Juga di Desa Keladan, Kecamatan Candi Laras Utara. Sementara satu daerah lainnya seperti Bitahan Lama, Kecamatan Lokpaikat yang faktanya jarak antara Bitahan Lama dengan kota Rantau begitu dekat, ada sebagian penduduknya yang sampai saat ini belum menikmati aliran listrik PLN.

Seperti yang dialami Basrani, warga Bitahan Lama ini mengatakan bahwa sampai saat ini ada beberapa tempat tinggal warga yang belum dialiri listrik PLN. Hal itu karena pancang tiang PLN belum masuk ke wilayah beberapa permukiman warga disini, dan ini sudah lama sekali.

Lanjut Basrani, Pada malam hari warga ada yang menggunakan lampu minyak dan lilin untuk penerangan rumahnya. Adapun bagi warga yang memiliki perekonomian lebih untuk mendapatkan pasokan listrik dirumahnya mereka memilih memasang kabel listrik yang cukup panjang dengan mengait ke kawasan yang sudah ada jalur listriknya, atau dengan membeli sebuah mesin genset dan bermodal minyak bensin sebagai bahan bakar.

Ia mengaku menggunakan mesin genset yang dibeli dengan harga berkisar Rp.1 juta per-unit. Namun penghasilannya sebagai pedagang dan juga buruh dirinya mengaku tak mampu untuk membeli bahan bakar minyak setiap harinya. “Dari jam 6 petang saat matahari terbenam sampai dengan pukul 11 malam itu menghabiskan minyak bensin sekitar 3 liter setiap malamnya. Karena itu sambungan listrik tetap menjadi harapan warga sekitar, “katanya kemarin.

“Keluhan lainnya jika menggunakan mesin genset adalah sering kerusakan mesin, dimana baru beli 1 tahun mesin genset sudah rusak. Paling awet mesin genset itu bertahan antara 2 sampai 3 tahun lamanya. Hal itu karena hampir setiap malamnya digunakanya, jika sudah digunakan untuk keperluan hari-hari mesin genset cepat atau lambat pasti rusak dan tak bisa digunakan lagi, “keluhnya.

Sementara dikawasan lainnya di Tapin, seperti di Desa Keladan Kecamatan CLU juga sampai saat ini listrik PLN belum masuk ke daerah ini. Banyak warga sekitar belum bisa menikmati aliran listrik negara, sehingga warga masyarakat setempat disamping mengalami krisis air bersih juga tak memiliki penerangan listrik bagi mereka.
Camat Candi Laras Utara, Abdul Hadi saat diwawancarai MataBanua mengakui bahwasanya didaerah setempat sampai saat ini belum ada penerangan. “Warga berharap adanya bantuan penerangan seperti mesin genset atau listrik tenaga surya seperti halnya di kecamatan Piani, “harapnya.

Lanjut Hadi, Kepada pemerintah daerah maupun pihak perusahaan dilokasi setempat, warga berharap banyak bantuannya terkait diadakannya energi listrik untuk penerangan didaerah ini, “katanya.

Lantaran belum masuknya listrik dan adanya penerangan, warga sekitar tak bisa mengakses informasi sebagaimana warga di kota.
Begitupun di Desa Kariaman, Kecamatan Piani, memiliki nasib serupa dengan kawasan lainnya di Tapin yang belum menikmati aliran listrik. Mama Ahmad, warga desa Kariaman, mengatakan, “Listrik belum masuk sampai ke Kariaman, lantaran tiang pancang listrik PLN sebatas baru sampai Batu Ampar. Kawasan Miawa sampai Batu Ampar kini sudah dapat menikmati aliran listrik, sementara tinggal daerah Kariaman ke atas saja yang belum menikmati, “katanya. (Rull)

Sabtu, 10 September 2011

Halal Bihalal Warga Perintis Raya

RANTAU, Sekretaris Daerah Tapin, dr.Racmadi, M,Si menghadiri halal bihalal warga Desa Perintis Raya dan Lumbu Raya, Sabtu (3/9) malam bertempat di Masjid Darul Falah, Desa Lumbu Raya.

Halal bihalal yang digelar oleh Ikatan Rukun Kematian di dua desa tersebut juga dihadiri oleh warga dari Perintis Raya dan Lumbu Raya. Warga sangat antusias dengan kedatangan KH.Ridwan atau Guru Kapuh yang diundang datang pada acara halal bihalal untuk memberikan tausiah.

Aminudin, Panitia pelaksana halal bihalal dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kehadiran Sekda Tapin, dr.Rachmadi Msi.
Lanjut Ia, mari manfaatkan momment silahturahmi halal bihalal ini untuk saling maaf memaafkan sesama warga. Selain itu, dikatakan Aminudin, “Kepada Almukaramah KH.Ridwan atau Guru Kapuh, warga kedua desa mengucapkan terima kasih atas kehadirannya dan sudi kiranya memberikan sedikit tausiah diacara tersebut, “pintanya.

Halal bihalal yang diselenggarakan dirangkai dengan tahlil bulanan, dimana sebelum acara dimulai warga berzikir mengucapkan kalimat tauhid sebanyak 70.000 kali secara berjamaah.

KH.Ridwan, diawal tausiahnya mengatakan bahwasanya Sekda Tapin, dr.Rachmadi, M,Si adalah paman beliau yang sama-sama tokoh dari Kapuh, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. “Beliau paman saya, sehingga saya dalam memberikan tausiah semakin tenang di Tapin, “katanya.

Dalam tausiahnya, Ia mengatakan zikir yang dikerjakan tentunya sangat bermanfaat sekali disamping bagi diri sendiri juga bagi lingkungan sekitar. Karena saling bantu membantu dalam kegiatan ini sangat nampak terlihat, dimana jika ada salah seorang warga yang meninggal dunia lantas warga bahu membahu membantu baik itu berupa doa maupun materi sehingga warga yang mengalami musibah merasa tidak terlalu terbebani. Disamping itu juga sebagai ajang silahturahmi sesama warga hingga menumbuhkan toleransi yang terjalin antar warga, diharapkan sikap dan toleransi yang terjalin melalui silahturahmi ini semakin mengkokohkan kekeluargaan di dua desa tersebut, katanya.

Ia juga mengingatkan kepada seluruh jamaah untuk selalu ingat kepada Allah.SWT dimana pun berada, baik dikala berdiri hingga duduk dan menyarankan untuk sebanyak-banyaknya ingat kepada Allah.SWT. Disamping itu Ia menyarankan kepada jamaah untuk menuntut ilmu agama yang hukumnya wajib dilakukan bagi umat Islam didaerah ini. Demikian Guru Kapuh. (Rull)